Pelajar di Kota Bogor Dianjurkan Tak Naik Angkot Buat Ikut PTM, Minimal Gunakan Ojek Online

JABARNEWS | BOGOR – Dinas Pendidikan Kota Bogor meminta orang tua tidak membiarkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) dengan menggunakan angkot untuk ke sekolah. 

Dalam penyelenggaraan PTM di Kota Bogor, orang tua pun diminta untuk memastikan kesiapan masker pada anaknya, anak telah mengikuti vaksinasi, dan kondisi kesehatan anak sebelum ke sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mengatakan, sebenarnya pemerintah tidak menganjurkan siswa naik angkot selama PTM terbatas tahap I.

Baca Juga: Mengenal Ragam Jenis Bahan Plafon Berkualitas Tinggi

Hal itu disampaikan saat diwawancarai wartawan di sela peninjauan PTM terbatas di SMPN 1 Kota Bogor dan SMAN 1 Kota Bogor, Senin (4/10/2021).

Baca Juga:  Waduh! Seorang Wanita Hamil Tua Nekat Curi Uang

“Angkot sejauh ini masih sulit untuk memastikan penumpangnya bisa berjaga jarak. Hal itu karena jadwal penumpang yang datang juga tidak teratur,” ucapnya.

Namun, ketika alat transportasi yang memungkinkan bagi siswa dan orang tuanya menumpang angkot, maka penting untuk mewaspadai potensi penyebaran COVID-19 secara individu.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Tenda Untuk Jualan Usai Pajak Lama Terbakar, Pedagang Keluhkan Ini

“Repot menjamin dari sisi jaga jarak, tapi kalau angkotnya kosong kenapa tidak, makanya kita menganjurkan ke orang tua siswa itu paling tidak menggunakan ojek online,” kata Hanafi.

Baca Juga:  Ratusan ASN dan THL di Kota Cimahi Terpapar Covid-19

Ia menyampaikan, dengan vaksinasi COVID-19 Kota Bogor yang telah mencapai 83 persen, maka telah banyak siswa mulai dari tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat juga telah divaksin.

Artinya, simpul dia, kebersihan dan kesehatan di dalam rumah telah lebih aman. Begitu pula ketika berada di dalam sekolah untuk mengikuti PTM terbatas.

Baca Juga: Tiga Model Tempat Tidur Multifungsi Ini Cocok Untuk Hemat Ruangan di Rumah

Dia mengklaim, hal senada diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Dikhawatirkan, penularan COVID-19 justru didapati pelajar yang menggunakan angkot ke sekolah.

Baca Juga:  Kasus Covid-19 Menurun, Pemkab Purwakarta Ikuti Pusat Soal Perpanjangan PPKM

Melihat kondisi itu, Dedie A Rachim turut mendorong penerapan kembali bilik disinfektan yang dipakai siswa sebelum masuk ke gedung sekolah.

Bilik disinfektan akan menjadi penambahan dari protokol kesehatan lainnya yang telah disiapkan oleh masing-masing sekolah.

Baca Juga: Minim Taktik, Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts ‘Dijual’ Murah

Seperti pengecekan suhu, cuci tangan sebelum masuk gedung sekolah dan penyemprotan disinfektan oleh petugas yang berkeliling ke ruang kelas.

“Jangan sampai seperti yang disampaikan pak Wakil Wali Kota tadi, di rumah steril di sekolah steril, tapi di perjalanan tidak,” katanya.***