Usia Bukan Halangan, Kakek di Purwakarta Ini Sukses Kembangkan Jamur Tiram

JABARNEWS | PURWAKARTA – Usia tak menyulutkan semangat Uduy untuk berwirausaha. Di usia 61 satu tahunnya, ia sukses budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumah di Kampung Babakansawah, Desa Gandamekar, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.

“Saya budidaya jamur tiram ini sejak 4 tahun terakhir,” ujar kakek akrab disapa H.Uduy itu, pada Kamis 7 Oktober 2021.

Uduy mengaku budidaya jamur tiram di atas lahan berukuran sekitar lebar 4 dan panjang12 meter persegi dengan jumlah baglog atau pembibitan sekitar 3.000.

Baca Juga: Wow, Kecepatan Vaksinasi di Jabar Rata-rata 285.649 Dosis per HariBaca Juga: Wah, Korban Pinjol di Kota Bandung Didominasi Pedagang Kecil

Dari jumlah tersebut, sambung dia, menghasilkan 9 kilogram jamur tiram setiap harinya. Hasil panen bertambah banyak sekitar 30 kilogram jika tiba masa panen raya.

Baca Juga:  Mark Klok Tak Sabar Dengan Laga Perdana Timnas Indonesia di Piala AFF 2022

Baca Juga: Ombak Besar Sapu Puluhan Pondok di Lokasi Wisata Sialang Buah Serdang Bedagai

Baca Juga: Aksi Sopir Elf di Cianjur Berlanjut, Protes Maraknya Travel Gelap Diwarnai Pembakaran Ban

“Jamur tiram ini setiap hari panen, hanya saja waktunya tidak bersamaan. Jika satu baglog sudah berjamur maka akan kembali muncul pada minggu depan. Berbeda dengan panen raya semua baglog bersamaan muncul jamur,” ungkapnya.

Saat ini, Uduy memiliki konsumen sendiri mulai rumah tangga hingga dijual ke tengkulak dengan harga Rp11. 000 per kilogram.

Baca Juga:  Waspada Penggunaan HP di Ruang Publik, Beresiko Penularan Covid-19

“Sekarang harga sedang bagus Rp11.000, biasanya Rp8.000 per kilogram,” ucap Uduy.

Tak hanya budidaya jamur tiram, Uduy juga saat ini dia handal membuat baglog atau tempat pembibitan budidaya jamur tiram yang dijual kepada para pelanggan setelah sebelumnya melakukan pemesanan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tetapkan 3.103 Orang Jadi Anggota Komponen Cadangan TNI

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Wanita Berpotensi Lebih Tinggi Mengalami Kerontokan Rambut Dibandingkan Pria

“Baglog miliknya mampu memproduksi lima kali bahkan lebih dengan rentang jarak satu minggu. Setiap bulan ada saja yang pesan baglog, per satu saya jual Rp2.500,” imbuhnya.

Dijalankannya, adapun bahan dasar pembuatan baglog menggunakan serbuk gergaji, air, dedak (hu’ut) lembut dan penunjang lainnya.

Baca Juga:  3 Sikap PP Persis Soal Konflik Palestina-Israel

Setelah itu, kata Uduy, kemudian diaduk lalu dikemas ke dalam plastik dan masuk pada proses pengukusan, setelah itu baglog didinginkan di atas rak yang sudah tersedia.

“Pembuatan bibit baglog itu disebut pemutihan, prosesnya selama 55 hari. Hari ke 60 baglog mulai produksi pertama dan selanjutnya rentang satu minggu sekali akan muncul jamur tiram. Tentunya disiram setiap hari agar tetap subur,” ujar Uduy.

Budidaya jamur tiram tidak mengganggu bisnis Uduy yang lain yaitu produksi beras, karena hanya perlu melakukan penyiraman sehari satu kali.

“Saya kira budidaya jamur adalah usaha santai, bisa dilakukan oleh siapa saja,” pungkasnya. (Gin)