JABARNEWS | BANDUNG – Dokter Saddam Islami kali ini menjelaskan mengenai beberapa jenis cegukan yang kerap dialami seseorang.
Biasanya, cegukan terjadi di waktu-waktu tertentu, seperti setelah makan dan sebagainya.
Menurut dr. Saddam Ismail cegukan terjadi akibat diafragma menegang dan berkontraksi tanpa terkendali.
Baca Juga: Meski Lansia, Warga Cianjur Ini Masih Sanggup Jual Lauk Pauk Keliling Kampung
Baca Juga: Begini Cara Mengganti Kartu Debit BCA Magnetic Stripe ke Chip Agar tidak Diblokir
Dilansir JabarNews.com dari YouTube Saddam Ismail yang diunggah Pada (04/05/2021), berikut penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Pemprov Jabar Dan BKKBN Jawa Barat Berkolaborasi Untuk Percepat Vaksinasi Covid-19
Baca Juga: Peringati Maulid Nabi Muhammad, Kalapas Purwakarta Sampaikan Ini Bagi WBP
Di dalam diafragma ada pemisah atau pembatas antara organ atas manusia yaitu paru paru dan perut.
Saat terjadi cegukan, artinya ada kontraksi yang tiba-tiba dan mengakibatkan udara masuk ke paru-paru dengan cepat.
Kemudian katup saluran pernapasan menutup dengan cepat, dan akhirnya seperti terjepit lalu menimbulkan bunyi.
Ada dua jenis cegukan yang biasanya terjadi. Pertama adalah cegukan pendek yang terjadi dalam beberapa menit saja. Cegukan jenis ini tidak berbahaya.
Baca Juga: Abdul Halim Iskandar: Tahun 2024, Kemiskinan Ekstrim Nol Persen di Desa akan Terwujud
Kedua adalah cegukan dalam waktu yang lama, bisa sampai berhari-hari bahkan hitungan minggu.
Baca Juga: Awas! Ternyata Ini Penyebab Kutil Kelamin Menurut Dr. Nadia Alaydrus
Dr. Saddam Ismail mengatakan cegukan yang seperti ini bisa disebabkan adanya kelainan, seperti kelainan atau gangguan sistem pencernaan.
Kemudian, kelainan metabolisme seperti adanya diabetes, kelainan ginjal atau gagal ginjal.
Selain itu cegukan yang lama juga disebabkan karena ada masalah otak, sistem saraf perifer, pasca operasi, dan akibat obat obatan tertentu.
Baca Juga: Merinding! Di Cirebon Ada Museum Santet, Nampak Boneka dan Pocong Bergelantungan
Menurut dr. Saddam Ismail cegukan lama dapat mengakibatkan beberapa keluhan, seperti kesulitan berkomunikasi, kelelahan, insomnia, hingga depresi.***