Benarkah Produk Jabar Banyak Dilirik Pasar Global? Ini Kata Atalia Praratya

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya mengaku bahwa produk UMKM Jabar banyak dilirik pasar global. Menurutnya, Jabar memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

“Jabar memiliki potensi sangat besar, di mana kualitas produk-produk kami dapat bersaing di kancah internasional,” kata Atalia Praratya dalam keterangannya di Bandung, Minggu, 31 Oktober 2021.

Atalia Praratya menyebut bahwa perkembangan industri fesyen Jabar tidak lepas dari industri kreatif yang sangat baik yang dikembangkan.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Main Bola di Stadion Mini Kedua Standar Internasional, Disini Lokasinya

Baca Juga: Jimmi Terpilih Kembali Ketua PPP Cianjur, Ini Janjinya

“Expo 2020 Dubai merupakan tempat strategis dan kami akan terus mendorong produk-produk Jabar agar dikenal di pasar global,” tuturnya.

Dengan jumlah populasi mencapai hampir 50 juta jiwa dan sebagai salah satu daerah percontohan untuk industri kreatif, Atalia Praratya menyampaikan bahwa Jabar tidak pernah berhenti memproduksi produk-produk dekorasi rumah serta fesyen yang sering menjadi tren di kalangan anak muda termasuk produk halal fesyen.

Baca Juga:  Polres Karawang Ungkap Modus Baru Pengedar Narkoba untuk Kelabui Petugas

Baca Juga: Datangi Polisi, Keluarga Rokayah TKW Asal Indramayu yang Sakit di Irak Tuntut Pertanggungjawaban

Baca Juga: Tingkat Kesadaran Masyarakat Serdang Bedagai Ikuti Vaksinasi Covid-19 Cukup Tinggi

Produk seperti batik asli Jabar Jawa batik megamendung, garutan, Cianjur bahkan batik tasik yang menonjolkan penggunaan warna cerah turut serta dipamerkan di area rolling exhibition di Paviliun Indonesia.

Produk lain yang menarik perhatian pengunjung adalah produk fesyen kekinian seperti jaket berbahan jins serta sepatu kulit ramah lingkungan yang dibawa oleh salah satu merek asal Jabar.

Selama tujuh hari dipamerkan, sangat banyak ketertarikan pengunjung untuk mencoba produk tersebut. Produk dekorasi rumah seperti wayang, tempat makan yang terbuat dari bambu juga paling banyak ditanyakan pengunjung.

Potensi perdagangan lain yang turut ditampilkan adalah produk hasil polesan program OPOP (One Pesantren One Product). Program ini merupakan program kemandirian ekonomi berbasis pesantren.

Baca Juga:  Pembunuh Wartawan di Kramat Jati Tertangkap

Baca Juga: Ratusan Warga Bojongherang Cianjur Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19 Keliling

Baca Juga: Pusat Investasi Pemerintah Gandeng Oorange Unpad Bina UMKM Jabar

Tujuan didirikan OPOP ini adalah untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren itu sendiri, agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan keterampilan, teknologi produksi, distribusi, pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis dari Pemprov Jabar bersama Dinas KUKM Provinsi Jawa Barat.

Sejak tahun 2019, terdapat 1.574 pesantren dari 27 kota/kabupaten Jabar yang telah mengikuti program OPOP. Aneka bidang usaha yang ditekuni adalah mulai dari perikanan, pertanian, perdagangan, fesyen dan konveksi, makanan dan minuman, serta jasa pelayanan. Produk-produk tersebut dikemas dengan menarik dan telah dipasarkan melalui tokon online.

Baca Juga: Gus Halim: Warga Tengger Harus Jaga Adat dan Tetap Inovatif

Baca Juga: Agar Makeup Mata Tajam, Lakukan Tips Ini

Baca Juga:  Ini Harapan Wagub Uu Kepada Kepala Desa

Dampak inovasi dari program OPOP sendiri telah membuat peningkatan omzet unit usaha pesantren sebesar 133 persen. Transaksi penjualan dalam satu kali kegiatan temu bisnis juga meningkat sebesar Rp21.000.000. Demikian pula jumlah produk yang dihasilkan naik dari 250 menjadi 500 produk.

Jumlah pesantren yang memiliki produk juga meningkat dari 250 unit usaha pesantren menjadi 500 unit usaha. Di sisi lain, rata-rata tenaga kerja yang terserap juga meningkat menjadi empat orang.

Saat ini, terdapat minimal 20 pesantren yang terseleksi melaksanakan pra koperasi untuk pembentukan badan hukum koperasi tingkat provinsi.

Selain memamerkan potensi produk halal termasuk produk OPOP di industri fesyen dan dekorasi, Pemda Provinsi Jawa Barat juga memamerkan potensi wisata yang ada di Jawa Barat seperti Tangkubanparahu, dan wisata sawah berundak di Majalengka kepada calon investor yang hadir dari berbagai negara di timur tengah, seperti dari Uni Emirat Arab dan Qatar.***