Rakortek Kemendes PDTT di Palanglaraya, Bahas Ketahanan Pangan di Kalteng

JABARNEWS | PALANGKARAYA – Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) diselenggarakan di Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah yang dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans), Aisyah Gamawati.

Rapat tersebut dihadiri oleh undangan perwakilan dari berbagai kementerian / lembaga, antara lain Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Sekretariat Kabinet, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Pertanian.

Pejabat internal Kementerian Desa PDTT lain yang menghadiri rapat ini antara lain Inspektur Jenderal Ekatmawati, Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Harlina Sulistyorini, dan Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Wilayah.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Pengungsi Banjir Serdang Bedagai Diminta Patuhi Prokes

Selain itu, ada juga perwakilan dari perguruan tinggi antara lain UGM, IPB, dan UPR (Universitas Palangka Raya).

Dirjen Aisyah paparkan Program Ketahanan Pangan di kawasan transmigrasi Dadahup dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Kemendes PDTT melalui Ditjen PPKTrans berpartisipasi dengan cara melakukan intensifikasi lahan pertanian di permukiman transmigrasi Dadahup, dan ekstensifikasi dengan membuka lahan untuk transmigrasi baru seluas 380 Ha yang dialokasikan kepada 103 kepala keluarga,” jelas Dirjen Aisyah seperti yang dikutip, Sabtu (6/11/2021).

Baca Juga:  Konkoorcab PMII Jawa Barat di Kota Bekasi Diwarnai Aksi Unjuk Rasa, Ini Tuntutannya

Baca Juga: Polda Jabar Gagalkan Peredaran Sabu 5,6 Kg di Bogor, Tiga Bandar Ditankap

Dirjen Aisyah mengatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) yang dipimpinnya telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan kegiatan yang termasuk ke dalam major project food estate ini.

UGM dan IPB digandeng untuk membuat kajian akademis dan memberikan rekomendasi substansi yang memastikan agar pekerjaan ini membawa dampak baik bagi masyarakat, khususnya masyarakat transmigrasi di Dadahup.

“UPR berperan aktif dalam peningkatan kualitas SDM masyarakat Dadahup dalam mendukung food estate,” kata Dirjen Aisyah.

Baca Juga: Tubagus Joddy Sopir Vanessa Angel Jadi Sorotan Netizen, Begini Sosoknya

Pada forum tersebut, UGM mengemukakan temuan selama kajian lapangan, antara lain terkait kondisi pemanfaatan lahan dan demografi kepemilikan lahan.

UGM jiga beri rekomendasi pengkajian struktur ruang di lokasi food estate permukiman transmigrasi Dadahup agar memadai sebagai pusat pertumbuhan baru. IPB menawarkan konsep pembangunan Desa Korporasi Pertanian Terpadu-Berkelanjutan.

Baca Juga:  Polda Jabar Tegaskan Pelapor Dugaan Korupsi APBDes Adalah Ketua BPD Desa Citemu Bukan Nurhayati

Sebelumnya, Dirjen Aisyah bersama IPB telah berkunjung ke Desa Rawa Subur (Dadahup C3) untuk meninjau lahan yang menjadi calon lokasi demonstration plot sebagai pilot project konsep Desa Korporasi Pertanian Terpadu-Berkelanjutan ini.

Baca Juga: Agar Terhindar dari Stres Saat Program Hamil, dr. Saddam Ismail Menyarankan Ini

Senada dengan konsep yang ditawarkan IPB, Kementerian Pertanian juga merencanakan pembangunan Korporasi Petani di lokasi food estate untuk mendukung ketahanan pangan. Berbasiskan klaster lahan seluas 10.000 hektare, konsep Korporasi Petani dirancang untuk menempatkan petani dalam unit poktan atau gapoktan sebagai produsen, pengolah, hingga distributor.

Peluang kolaborasi terbuka lebar bagi Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa PDTT, khususnya Ditjen PPKTrans untuk mewujudkan konsep pembangunan korporasi berbasis kawasan dengan pelaku utama dari golongan tani.

Menutup rangkaian Rapat Koordinasi Teknis, Sekretaris Ditjen PPKTrans, Sigit Mustofa Nurudin, membacakan rumusan hasil rapat yang isinya menegaskan bahwa penggarapan major project food estate termasuk di kawasan transmigrasi ini tidak bisa dilakukan monosektoral.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Power Bank Ukuran 10000 mAh Terbaik

Baca Juga:  Tiga Anak di Jakarta Utara Jadi Korban Pelecehan Seksual, Pelakunya Penjual Mainan

Sigit memaparkan, diperlukan kolaborasi program lintas sektor yang sinergis. Disampaikan berbagai macam dukungan yang diperlukan dari tiap-tiap pihak yang menghadiri rapat koordinasi teknis tersebut.

“Dukungan dari Bappenas diperlukan dalam penyusunan masterplan kawasan food estate di kawasan transmigrasi Dadahup dan Pulang Pisau,” kata Sigit.

Dukungan dari Kementerian PUPR diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur, tata air, jalan, jembatan, dan SAB. Dukungan Kemenko PMK dan Setkab diperlukan dalam implementasi kolaborasi program sesuai amanat Perpres 50/2018 tentang Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan Transmigrasi.

Baca Juga: Apakah Dana Desa Bisa Buat Pendidikan? Ini Kata Gus Halim

Dukungan dari perguruan tinggi diperlukan dalam penyusunan konsep baru transpolitan serta implementasi program pembangunan pertanian terintegrasi.

Dukungan dari Ditjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kemendesa PDTT diperlukan dalam bantuan permodalan BUM Desa atau BUM Desma serta kelembagaan ekonomi.

Terakhir, ditegaskan oleh Sigit bahwa keberlanjutan rencana aksi untuk menigkatkan produktivitas, agroindustri, logistik, dan distribusi food estate ini hanya bisa terjadi bila ada kolaborasi dari seluruh pihak: kementerian, lembaga terkait, BUMN, hingga swasta.