BBM Operasional Loader Habis, Truk Pengangkut Sampah Berhenti Beroperasi

JABARNEWS | BANDUNG – Pengelolaan sampah tingkat regional (PSTR) Provinsi Jawa Barat sebagai pengelola tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti menyebut bahan bakar minyak (BBM) untuk kegiatan operasional loader di sana telah habis, lantaran anggarannya dirasionalisasikan untuk penanggulangan covid.

Hal ini kemudian berdampak pada antrian panjang truk pengangkut sampah dari empat kabupaten/kota, termasuk dari Kota Bandung.

Tak hanya itu, penumpukan sampah juga terjadi di TPS, pool, dan container mobile di seluruh Kota Bandung hingga beberapa hari ke depan.

Baca Juga: Kota Cimahi Hanya Boleh Buang Sampah ke TPPAS Regional Legok Nangka Sebanyak 200 Ton per Hari

Baca Juga: Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung Jadi Tuan Rumah Kejurnas Karate, Ini Harapan Dadang Supriatna

Baca Juga:  Mengenal Diabetes Gestasional, Penyakit yang Terdeteksi Pertama Kali saat Hamil

Di wilayah Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan misalnya. Suyud (51) penanggungjawab sampah di RW 07 mengaku sampah sudah menumpuk selama empat hari. Padahal, biasanya dalam sehari sampah-sampah yang ada di sana selalu diangku sebanyak dua kali. 

“Sampah di sini dari tiga wilayah, yakni Palasari, Panyileukan, dan Cibiru. Sisanya delapan RW di Kelurahan Cipadung Kulon dibuang ke TPS yang ada di Pasar Gedebage,” katanya, di lokasi, Minggu, 7 November 2021.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Tanjungsari Sumedang, Empat Orang Tewas Terlindas Truk Tronton

Baca Juga: Menengok Ambisi Ridwan Kamil Menggaet Investor Timur Tengah Pembangunan di Jabar

Baca Juga:  Beberapa Klub Malam di Bandung Langgar PPKM, Luhut Binsar Pandjaitan Ungkap Modusnya

Dari pantauan, beberapa warga pun terlihat ada yang secara langsung membawa sampahnya ke TPS itu sambil memasukkan uang ke dalam kotak yang memang disediakan.

Suyud pun menanggapi terkait hal itu. Menurutnya, warga yang membawa langsung sampahnya ke sana lantaran keterpaksaan di wilayah mereka banyak sampah dan tak bisa sampai dibiarkan.

“Kalau soal mereka (warga) memberikan uang ke kotak, ya karena mungkin itu bentuk kepedulian mereka kepada kami selaku relawan sampah yang memang tak mendapatkan upah dari dinas atau aparat kewilayahan,” ujarnya.

Dia berharap kondisi TPA Sarimukti yang seperti saat ini terjadi segera terselesaikan oleh para petinggi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Selain itu, dia juga meminta kepada para kepengurusan di tingkat provinsi/kota untuk benar-benar fokus menyelesaikan masalah ini agar tak terulang kembali.

Baca Juga:  Ada yang Bisa Tebak Aku Mau Kemana? Tanya Vannesa dalam Instagramnya

Baca Juga: Provinsi Jabar Tergetkan 137 Medali Emas di Peparnas XVI Papua untuk Bisa Juara Umum

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Pembunuhan Pemilik Rumah Makan Padang di Karawang: Istri Buat Perjanjian Kerja dengan Pelaku

“Saya sih berharap mereka (pejabat) bisa benar-benar fokus atasi masalah ini. Ya malu saja begitu, masa hanya karena masalah BBM sampai mogok atau mengantri sampah. Kami (tingkat bawah) fokus mengumpulkan sampah-sampah yang dibuang ke sini. Jadi, jangan masalah ini dibuat main-mainan,” tandasnya. (Yan)