Menyimak Sejumlah Langkah Penanganan Banjir di Jabar

JABARNEWS | BANDUNG – Penanganan banjir yang terintegrasi dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, sampai masyarakat, dapat meminimalkan potensi sekaligus dampak banjir di Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jabar Dikky Achmad Sidik mengatakan, untuk menekan potensi terjadi banjir, Pemda Provinsi Jabar dan pemerintah pusat sudah melakukan sejumlah upaya pengendalian.

Pertama, Pemda Provinsi Jabar telah mengidentifikasi titik-titik rawan banjir. Selain itu, pemerintah pusat pun sudah dan sedang membangun beberapa infrastruktur pengendali banjir.

Baca Juga: Sambut 2022, bank bjb Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional dan Perkuat Digitalisasi

Baca Juga:  Pemkab Bogor Bentuk Tim Gabungan Demi Awasi PKL di Jalur Wisata Puncak

Baca Juga: Provinsi Jabar dan Inggris Jalin Kerja Sama Wadahi Startup Agar Go Internasional

“Untuk Citarum, kita bisa lihat sendiri, sudah banyak yang dilakukan, mulai dari Terowongan Nanjung, kemudian Floodway Cisangkuy, kemudian juga ada pembangunan Kolam Retensi yang sedang dikerjakan,” kata Dikky dalam JAPRI (Jabar Punya Informasi) #83 bertajuk Penanganan Banjir di Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat 12 November 2021.

Dikky menuturkan, infrastruktur banjir tidak hanya dibangun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Citarum, tetapi juga Wilayah Sungai lainnya seperti Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Dia mencontohkan saat ini pemerintah pusat sedang menuntaskan pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi.

Baca Juga:  Sebanyak 800 Lansia Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung

Baca Juga: SBY Selesai Operasi Kanker Prostat, Ini Kondisi Terkininya

Baca Juga: Rilis Lagu ‘Sameday’, Raisa Kolaborasi dengan Musisi Asal Korea

Selain itu, pemerintah pusat sedang membangun Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terjaga dan pengendalian banjir.

“Dari semua kegiatan tersebut, yang paling utama adalah kita berkolaborasi untuk pengendalian banjir ini. Karena kalau kita lihat berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh BBWS maupun kita. Tentunya, kegiatan ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu yang cukup panjang,” ucapnya.

Baca Juga:  Kebakaran Hutan Gunung Jayanti Sukabumi Dipastikan Sudah Padam

“Padahal kalau kita bisa bersinergi dengan masyarakat semua, dengan pentaheliks, salah satunya adalah bagaimana kita bisa menampung air hujan yang turun di kita itu tidak segera lari ke drainase atau ke sungai. Dengan sumur resapan, debit air bisa berkurang cukup banyak,” tandasnya.***