Soal Fenomena Bus Kali Rasmi Mirip Awan, Ini Kata DLH Jabar

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Kabupaten Bekasi sedang menunggu hasil laboratorium terkait pemeriksaan kandungan dan baku mutu air Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Sebelumnya, Kali Rasmi ramai diperbincangkan karena fenomena busa mirip awan. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun langsung meninjau Kali Rasmi pada Selasa (9/11/2021).

Dalam peninjauan Gubernur minta warga khususnya anak-anak muda dilibatkan dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi.

Baca Juga: Faye Nicole Klarifikasi Caption ‘Karma Is Real’ yang Diduga Menyudutkan Vanessa Angel

Baca Juga: Tangki Kilang Minyak Cilacap Pertamina Terbakar Hebat, Stok Bahan Bakar Aman?

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum Minta Bupati dan Wali Kota Perhatikan Perpanjangan Libur Sekolah

Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan DLH Jabar A Budhiyanto menuturkan hasil laboratorium tersebut akan menjadi dasar mengidentifikasi lebih lanjut pencemaran Kali Rasmi.

Baca Juga: Polres Purwakarta Bakal Gelar Operasi Zebra Lodaya 2021, Begini Kata AKP Eryda Kusumah

Baca Juga: Musisi Anji Kembali: Buat Teman-teman yang Kecewa, Maafkan!

“Sekarang sedang menunggu hasil laboratorium. Sedangkan Kali Rasmi sendiri, berdasarkan informasi dari Pemda Kabupaten Bekasi merupakan saluran irigasi. Kami juga terus berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Bekasi melalui DLH Kabupaten Bekasi,” kata Budhiyanto, di Bandung, Sabtu 13 November 2021.

Baca Juga:  Pemberlakuan PPKM, DAMRI Terapkan Sayarat Perjalanan Ini

Budhiyanto menjelaskan sampel air Kali Rasmi sesuai informasi dari DLH Kabupaten Bekasi diambil dari tiga titik, yaitu hulu (titik intrusi awal aliran Kali Cilemah Abang yang mengalir ke saluran irigasi Kali Rasmi), tengah (antara hulu-pintu air), dan setelah pintu air.

Menurut Budhiyanto, pengambilan ketiga sampel itu dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan air sekaligus titik start pencemaran Kali Rasmi. Hasil laboratorium menjadi penting mengingat untuk membuktikan pencemaran air harus memiliki bukti ilmiah.

“Bentukan yang masuk ke Kali Rasmi itu busa. Orang awam melihat seperti busa deterjen. Bisa saja karena limbah dari industri atau limbah domestik. Tapi untuk menentukan hal tersebut harus menunggu terlebih dahulu hasil menunggu hasil laboratorium,” ujarnya.

Baca Juga:  Waduh! Habib Bahar Ditembak Orang Tidak Dikenal

Baca Juga: Road to IDC AMSI 2021 Siap Digelar di 8 Wilayah, Salah Satunya Jawa Barat

Baca Juga: Ternyata Ini Alasanyan Kenapa Kalian Harus Berhenti Mengejar Saat Ditolak Gebetan

Selain itu, kata Budhiyanto, DLH Jabar sudah mengukur kadar oksigen air Kali Rasmi.

“Kemarin Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Jabar sudah mengambil sampel dari sebelum dan sesudah jembatan. Kemarin kadar oksigen di dalam air sudah diukur. Sebelum jembatan itu kadar oksigen 1,61 mg/l. Sedangkan setelah jembatan 0,81 mg/l,” katanya.***