JABARNEWS | PURWAKARTA – Belakangan ini masyarakat Purwakarta dihebohkan dengan video yang menampilkan sekelompok pria usia pelajar tengah mengendarai sepeda motor sambil mengacungkan senjata tajam (sajam) berupa celurit di sekitar wilayah Kecamatan Jatilihur, Kabupaten Purwakarta.
Menurut, Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Tanissa Puti Rahmadiva, kondisi yang terjadi pada generasi muda saat ini sangat memprihatinkan, bagaimana seharusnya diusianya itu masanya belajar dan menentukan apa yang menjadi cita-citanya serta berusaha untuk menggapainya.
“Namun yang terjadi sebaliknya, beberapa pelajar berorientasi pada tawuran yang mengatasnamakan loyalitas terhadap sekolah dengan membawa benda yang berbahaya, yaitu senjata tajam,” ucap Mojang Kabupaten Purwakarta tahun 2021 tersebut, pada Senin, 15 November 2021.
Baca Juga: Miliki Omzet Rp3,8 Miliar, Pasar Kreatif Bandung 2021 Jadi Patokan Pemulihan Ekonomi?
Baca Juga: Tiga Dampak Buruk PHP yang Bisa Terjadi Pada Diri Sendiri, Kalian Pernah Ngalamin?
Ia menambahkan, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya faktor fenomena gangster yang kembali mencuat dalam media sosial, yang sangat cepat menyebar dan diterima oleh para pelajar.
“Maka dari itu, peran media sangatlah berpengaruh dalam pembentukan karakter atau pola pikir pelajar, tentunya harus dengan bimbingan dari tenaga pendidik dan terutama orangtua,” ucap dara cantik berdomisili di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta itu.
Baca Juga: Masalah lingkungan di Jabar Kompleks, Setiap Orang Hasilkan Sampah Setengah Kilogram Perhari
Baca Juga: Operasi Zebra Lodaya 2021 Resmi Berlaku, Kapolres Purwakarta Minta Anggotanya Jaga Sopan Santun
Mengingat hampir semua generasi Z sudah memiliki gadget, kata Tanissa, media menjadi hal yang dikonsumsinya setiap hari, dengan demikian diperlukan pengawasan dan pola asuh yang tepat.
“Kalau Melih dari peristiwa kemarin kurangnya pengawasan, tidak punya nilai hidup yang jelas dan salah asuhan orang tua menyebabkan terjadinya hal tersebut,” beber mahasiswi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Tanissa menambahkan, denagn menanamkan kedisiplinan sejak kecil, hormat kepada orang tua, kasih sayang kepada manusia, tidak boleh dendam, tidak adanya rasa untuk saling membalas dendam hal-hal seperti itu tidak mungkin terjadi.
Terakhir, kata dia kurangnya anak tersebut melakukan kegiatan yang positif.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Orang Benci Hari Senin Menurut Psikolog
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Polisi di Pematangsiantar Berhentikan Pengendara Motor
“Agar kejadian ini tidak terulang, para pelajar di Purwakarta harus diarahkan ke hal yang lebih positif agar memiliki aktualisasi diri sehingga tidak melakukan hal-hal seperti anak-anak yang terlibat dal video Viral baru-baru ini,” ucapnya.
Dengan diarahkan ke hal yang positif, sambung Tanissa, pelajar di Kabupaten Purwakarta bakal memiliki nilai hidup yang jelas, dengan demikian tidak akan terjadi lagi tawuran ataupun konvoi kendaraan sambil membawa senjata tajam.
Baca Juga: Ini Manfaat Popcorn Bagi Kesehatan Tubuh yang Jarang Diketahui
Baca Juga: Polda Jabar Lakukan Analisa dan Evaluasi Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ada 55 Orang Saksi
“Anak-anak yang belum punya tujuan hidup yang ada mereka mencari sensasi, cari aktualisasi diri dengan cara seperti tawuran itu. Maka peranan pembinaan dari semua,
baik dari pihak keluarga, masyarakat, sekolah, media, dan pemerintah itu sangat dibutuhkan dalam mengarahkan para pelajar di Kabupaten Purwakarta,” ungkap Tanissa.
Dirinya berharap pelajar di Kabupaten Purwakarta lebih diarahkan ke hal hal yang membangun karakter melalui media yang berpengaruh positif.
“Serta dioptimalkannya bimbingan serta pendampingan terhadap pelajar saat ini. Karena masadepan bangsa berada di pundak generasi muda seperti para pelajar ini,” pungkasnya. (Gin)