BukuWarung Miliki Andil dalam Akselerasi Ekonomi Nasional, Outputnya Capai Rp32,86 Triliun

JABARNEWS | BANDUNG – BukuWarung memiliki andil dalam mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp32,86 triliun, setara dengan PDB Nasional 0,27 persen, serta menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07 persen.

Dalam studi mengenai Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung terhadap Perekonomian Nasional dan UMKM dimemperlihatkan adanya perubahan pada aspek sosial.

Adanya aktivitas BukuWarung membuat pendapatan pelaku usaha secara total mengalami kenaikan sejumlah Rp10,97 triliun dan mendorong penyerapan tenaga kerja sebanyak 368 ribu jiwa.

Baca Juga: Bank Bjb Gandeng Amartha Mikrofintek Guna Salurkan Kredit UMKM Channeling

Baca Juga: GPK Jabar Nilai Blusukan Kapolres Cimahi Bisa Perbaiki Citra Polri

“Berdasarkan data BPS 2021, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan 3 2021 naik sebesar 3,51 persen year on year. ​​Upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan pemerintah antara lain melalui hibah modal kerja untuk usaha mikro dan KUR,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya dalam Virtual Press Con Kontribusi BukuWarung Terhadap Akselerasi UMKM dan Perekonomian Indonesia dipantau di Kota Bandung, pada Kamis 18 November 2021.

Baca Juga:  Hillary Brigitta Lasut: Anak Muda Demen yang Gratis

Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menyampaikan bahwa seiring dengan membaiknya situasi Covid-19 di Indonesia, output ekonomi nasional mengalami peningkatan hingga Rp138 triliun.

Baca Juga: Jabar Tuan Rumah East Local and Regional Government Congress 2022, Begini Persiapannya

Baca Juga: Sempat Surut, Banjir Kembali Genangi Ribuan Rumah di Serdang Bedagai

“Adanya penerapan teknologi yang ditawarkan BukuWarung, seperti pencatatan keuangan digital, semakin mengakselerasi output tersebut, bahkan mencapai Rp 170 triliun,” ucap Nailul Huda.

Dampak output terbesar dirasakan oleh sektor jasa lainnya (Rp8,8 triliun), sektor pertanian (Rp6,9 triliun), sektor jasa konsultasi komputer dan teknologi informasi (Rp6,8 triliun), sektor ketenagalistrikan (Rp1,6 triliun), serta sektor perdagangan besar dan ritel (Rp1,6 triliun).

“Pelaku UMKM yang terdaftar sebagai pengguna BukuWarung mendapatkan manfaat yang signifikan seperti peningkatan produktivitas, pencatatan yang lebih terintegrasi dan lebih rapi, termasuk keuntungan atau kerugian dari bisnisnya, serta perluasan pangsa pasar,” tutur Nailul Huda.

“Peningkatan produktivitas berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha, penyerapan tenaga kerja, dan pengajuan kredit UMKM,” tambahnya.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Dua Pengguna Narkoba Asal Asahan saat Nongkrong di Belakang Rumah

Baca Juga: Keren, Atlit Cilik Silat Merpati Putih Purwakarta Ini Raih Emas

Baca Juga: Telusuri Masyarakat yang Belum Divaksin Covid-19, Pemerintah Kota Tasikmalaya Kerahkan Tim Vaksinator

Adanya pencatatan pembukuan yang lebih baik menjadikan UMKM tersebut memiliki nilai lebih untuk mengajukan pendanaan sehingga mendorong kredit UMKM sebesar Rp 1,14 triliun.

Temuan-temuan itu merupakan rumusan berdasarkan penelitian INDEF yang berlangsung selama 1 September-15 November 2021. Metode penelitian menggabungkan desk study melalui jurnal, laporan lembaga dan dokumen-dokumen lain dengan sumber yang relevan dan kredibel, serta in-depth interview dengan pengguna BukuWarung dan analisis input output.

Baca Juga: Mampu Produksi Kopi Robusta Benyak 4.004 Ton, Ade Yasin Banggakan Potensi di Kabupaten Bogor

Baca Juga: Tak Punya Lahan, Pemerintah Kota Bandung Tidak Bisa Bangun Fasilitas Umum di Jalan Braga

Menanggapi hasil studi INDEF tersebut, Head of Marketing BukuWarung Ika Paramita menyampaikan bahwa UMKM menjadi fokus BukuWarung mengingat peran krusialnya terhadap perekonomian Indonesia.

“Hasil studi bersama INDEF ini membuktikan bahwa BukuWarung telah berada pada jalur dan arah yang tepat untuk memajukan UMKM di Tanah Air. Kami tak akan berhenti di sini,” ujar Ika.

Baca Juga:  Terekam CCTV, Aksi Pencurian Motor Kurang dari 10 Detik

Sebaliknya, lanjut dia, pihaknya justru semakin siap mengembangkan bisnis dan layanan guna semakin memperkuat peran BukuWarung dalam memberdayakan UMKM dan berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia.

BukuWarung telah menggaet 6,5 juta UMKM pengguna dengan berbagai layanan unggulan; dari awalnya berfokus pada pencatatan keuangan digital, kemudian berkembang hingga penjualan, pembayaran bahkan pembiayaan online.

Baca Juga: Kondisi Stadion Sangkuriang Memprihatinkan, Nasdem Kota Cimahi: Hanya Tinggal Mimpi

Baca Juga: Jadi Sorotan Kejagung, Kejati Jabar Tutun Tangan Awasi Kasus KDRT Terhadap Valencya di Karawang

Dari aspek UMKM, BukuWarung memberi manfaat terbesar pada pelaku usaha di bidang perdagangan eceran dan besar. BukuWarung mampu menambah output UMKM sektor perdagangan sebesar Rp193 miliar, serta sektor penyedia jasa pembayaran listrik, gas, dan air (PPOB) yang mencapai Rp97,5 miliar.

Selain itu, BukuWarung menambah penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 78 ribu tenaga kerja, atau tumbuh sebesar 22,63 persen. Penyerapan tenaga kerja UMKM paling besar terjadi pada sektor pertanian (30 ribu jiwa) dan perdagangan (7,3 ribu jiwa).***