JABARNEWS | BANDUNG – Ketua Alumni Muda Unpad Fuad Rinaldi menilai proyek membangun Koperasi tidak kalah penting dengan proyek infrastruktur. Menurutnya, koperasi berbasis Komunitas dan kebutuhan masyarakat adalah hal yang mendasar.
“Hemat saya ketika koperasi berbasis komunitas tersebut cukup kuat kenapa tidak melakukan ekspansi keanggotaan menjadi lebih luas lagi cakupannya,” kata Fuad kepada wartawan di Kota Bandung, Rabu 24 November 2021.
Fuad menjelaskan bahwa ketika koperasi menjadi soko guru perekenomian masyarakat Indonesia, mungkin hari ini tidak akan diserang dengan maraknya pinjaman online (pinjol) yang sangat tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Lima Lokasi di Kota Bandung Ini Diusulkan Jadi Tempat Pengolahan Sampah DAS Citarum
Baca Juga: DPRD Jabar Sebut PT KAI Menyalahi Aturan Proses Penggusuran Rumah di Jalan Anyer Dalam Kota Bandung
“Banyak masyarakat terjerat hutang pinjol bahkan banyak korbannya sampai memutuskan bunuh diri. Fenomena seperti ini saya pikir tidak boleh dianggap enteng dan menganggap bunuh diri menjadi masalah yang sangat personal,” jelasnya.
Oleh karena itu, Fuad menyebut bahwa pemerintah harus lebih keras lagi dalam bekerja memberikan suatu ekosistem yang baik buat masyarakat menengah kebawah dalam hal pembangunan berjangka ekonomi mereka.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tawarkan Potensi Rebana dan Kopi Jabar ke Dubes Ukraina
Baca Juga: Berawal dari Masak Telur, Si Jago Merah Ngamuk hingga Ratakan Rumah di Purwakarta
“Sehingga ini juga yang menjadi faktor bahwa pemerintah tidak ingin rakyatnya tercebak di dalam masyarakat yang masuk pada fase middle income trap,” tuturnya.
Fuad yang juga Kader Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (Megawati Institute) ini menyampaikan bahwa sudah saatnya koperasi kembalikan kepada nafas perjuangannya sebagai menjadi penyelamat rakyat disaat susah.
“Jangan adalagi pikiran koperasi itu adalah rentenir gaya baru. Kepada bapak Jokowi kembalikanlah kedaulatan ekonomi dari rakyat untuk rakyat dengan Koperasi sehingga kedepannya rakyat Indonesia akan menjadi Tuan di tanahnya sendiri,” tuturnya.
Meski begitu, Fuad tetap mendukung Presiden Jokowi dalam melakukan pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan.
Baca Juga: Dua Jam Tertimbun Puing Rumah Akibat Longsor, Warga Sukabumi Dievakuasi Secara Dramatis
Baca Juga: Pemprov Jawa Barat Dapat Bantuan 100 Mobil Vaksin Keliling, Ini Harapan Ridwan Kamil
Lebih jauh, Fuad mengungkapkan bahwa pada awal diperkenalkan koperasi di Indonesia oleh Patih R. Aria Wiria Atmaja pada tahun 1896, karena melihat banyaknya para pegawai negeri di masa Hindia Belanda tersiksa dan menderita akibat bunga yang terlalu tinggi dari rentenir yang memberikan pinjaman bunga.
“Sang proklamator Bung Hatta mengusulkan didirikannya 3 macam Koperasi yang pertama adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua koperasi produksi buat nelayan dan petani dan ketiga adalah koperasi kredit buat pengusaha dan pedagang kecil,” ungkapnya.
Baca Juga: Gegara Ini, Pesinetron Ikatan Cinta Amanda Manopo Dibanjiri Kritikan
Baca Juga: Puncak Literasi Digital Netizen Fair 2021, Kominfo Minta Anak Muda Manfaatkan Teknologi Informasi
“Koperasi dibenak Bung Hatta dia bukan bertujuan utama mencari laba atau keuntungan sebesar besarnya akan tetapi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama anggota koperasi,” tandasnya.***