Sambangi Keluarga Korban Penyiraman Air Keras di Cianjur, Atalia Praratya Sebut KDRT di Jabar Masih Tinggi

JABARNEWS | CIANJUR – Atalia Praratya menyambangi keluarga Sarah warga Desa Sukamaju, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur yang meninggal disiram air keras oleh suaminya Abdul Latif yang seorang warga negara Arab Saudi.

“Saya hari ini hadir untuk takziah ke keluarga besarnya Sarah, saya merasa prihatin terhadap kejadian ini. Tentu kejadian ini adalah kejadian yang harus menjadi pembuka mata kita semua agar kejadian lain tidak boleh ada lagi di masa yang akan datang,” kata Atalia Praratya saat bertemu dengan orang tua almarhumah Sarah di RT 02/07, Kampung Munjul, Desa Sukamaju, Kabupaten Cianjur, Kamis 25 November 2021.

Saat mendatangi rumah duka keluarga korban, Atalia Praratya memberikan semangat kepada Erawati, ibu kandung Sarah. Dia menilai situasi keluarga yang ditinggalkan penuh dengan keharmonisan.

Baca Juga: Jabar Bergerak Kota Cimahi Minta Pemerintah Optimalkan Peran Guru di Seluruh Tingkatan

Baca Juga:  Ratusan Warga Pematangsiantar Ikuti Vaksinasi Massal Covid-19

Baca Juga: DPRD Jabar: Permendikbud PPKS Harus Dicabut dan Tolak RUU TPKS

“Jadi saya melihat bagaimana kondisi yang ada ternyata di sini dia memiliki kelurga yang luar biasa seorang ibu dan juga adiknya dua, mereka ini keluarga yang hangat dan juga pamannya dan lain sebagainya,” imbuh Atalia.

Menurut Atalia Praratya, kejadian nahas yang menimpa Sarah harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Oleh karenanya, Atalia Praratya mengajak berbagai stakeholders dimulai dari Polri, TNI hingga dinas terkait dan masyarakat setempat untuk bahu membahu melaporkan apabila terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Baca Juga: Begini Komitmen Ridwan Kamil untuk Kemajuan Desa di Jabar

Baca Juga: Siap Disanksi, Hengki Kurniawan Rekomendasikan UMK Bandung Barat 2022 Naik 7 Persen

Apalagi menurut laporan yang didapat dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jabar, pada 2020 ada 300 laporan KDRT. Kasus yang dilaporkan pun beragam, baik bersifat internal pribadi ataupun yang ketakutan untuk melapor hingga menjadi fenomena gunung es.

Baca Juga:  Deretan Alat Kecantikan yang Kurang Bermanfaat Bagi Kulit Wajah

“Tapi ini memang kondisi yang terjadi dan yang perlu kita ketahui adalah kondisi KDRT ini adalah seperti fenonema gunung es, bahwa di Jabar sendiri ada 300 di tahun 2020 yang mereka melapor. Kita tahu begitu banyak kasus KDRT, apalagi yang mereka anggap masalah yang itu adalah urusan internal tidak pantas disebarkan atau rasa takut itu banyak sekali pasti luar biasa,” paparnya.

“Oleh karenanya momentum ini saya kira harus jadi pembuka mata kita semua supaya kejadian ini tidak bisa terjadi lagi di masa yang akan datang,” harap Atalia Praratya.

Saat ini Pemda Provinsi Jabar DP3AKB terus edukasi ke 27 kabupaten/kota hingga pelosok desa terkait keluarga. Apabila ada peristiwa KDRT, Atalia Praratya menyebut masyarakat bisa melaporkan melalui hotline 129 untuk membantu menyelesaikan masalahnya.

Baca Juga:  Kabur dari IGD, Pasien RSUD Pandega Pangandaran Ditemukan Tergeletak Tak Bernyawa

Baca Juga: Ditagih Bayar Oli Rp40 Ribu, Tukang Kelapa di Bandung Tebaskan Golok ke Leher Pria Mabuk

Baca Juga: UMK 2022 di Kabupaten Bekasi Direkomendasikan Rp5 Juta, Ribuan Buruh Bubarkan Diri

“Sebetulnya kami ini secara berjejaring hanya belum merata ke semua kabupaten/kota sudah punya satgas KDRT di tingkat desa bahkan, tapi kita akan coba kuatkan lagi dengan DP3AKB Cianjur supaya memang betul-betul ketika ada kasus-kasus ini mereka tahu harus lapor ke mana,” ujarnya.

Sarah (21) meninggal dunia pada Sabtu 20 November 2021 setelah suaminya Abdul Latief menyiramnya dengan air keras. Warga negara Arab Saudi itu kini terancam penjara seumur hidup dan siap diadili di pengadilan Indonesia.***