MUI Sebut Krisis Iklim Perlu Ditangani Oleh Pendekatan Agama, Ini Alasannya

JABARNEWS | JAKARTA – Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Ir Hayu S Prabowo, M.Hum mengatakan keserakahan manusia menjadi salah satu penyebab krisis iklim yang mengakibatkan bencana alam.

“Krisis iklim sejatinya krisis moral, dimensinya banyak. Jadi terefleksi pada kehidupan manusia modern yang kurang mengindahkan kehidupan berkelanjutan,” kata Hayu dalam webinar “Literasi dan Aksi Iklim Generasi Muda Religius Lintas Agama” yang dipantau di Jakarta, Selasa 30 November 2021.

Karena itu, katanya, krisis iklim juga perlu ditangani oleh pendekatan agama agar masyarakat menyadari bahwa alam perlu dipelihara untuk kelangsungan hidup manusia ke depan.

Baca Juga:  Enam Kelurahan di Kota Bandung Raih Penghargaan Gotong Royong Terbaik, Diantaranya Sukamiskin

Baca Juga: Begini Cara Memanfaatkan Lahan Sempit Untuk Berkebun

Baca Juga: BKAD Purwakarta Ungkap Realisasi Belanja Daerah dari APBD Baru 65,9 Persen, Kendalanya Apa?

MUI, menurut Hayu, telah menerbitkan enam fatwa berkaitan dengan pelestarian alam, yakni Fatwa Nomor 2 Tahun 2010 tentang Daur Ulang Air, Fatwa Nomor 22/2011 tentang Pertambangan Ramah Lingkungan, dan Fatwa Nomor 4/2014 tentang Pelestarian Satwa Langka.

Baca Juga:  Dua Hari Pemberlakuan Ganjil Genap di Kota Bandung, Ribuan Kendara Diputarbalik

Baca Juga: Awas! Ini Dia Penyebab Kaki Bengkak Menurut dr. Decsa Medika Hertanto, Salah Satunya Gagal Jantung

Baca Juga: Cegah Lonjakan Covid-19, Di Pematangsiantar Pesta Kembang Api Saat Perayaan Tahun Baru Dilarang

MUI juga menerbitkan Fatwa Nomor 47/2014 tentang Pengelolaan Sampah, Fatwa Nomor 1/2015 tentang Pendayagunaan ZISWAF untuk Pembangunan Sarana Air dan Sanitasi Masyarakat, dan Fatwa Nomor 30/2016 tentang Hukum Pembakaran Hutan dan Lahan.

“Dari fatwa itu, kita kemudian membuat pedoman umum. Lalu kita adakan sosialisasi dan pelatihan bagi DAI untuk penerapannya,” kata Hayu S Prabowo.

Baca Juga:  Gedung Megah Kejati Jabar Berkonsep Smart Office Ternyata Didesain Ridwan Kamil

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan perlu menggandeng generasi muda religius lintas agama untuk turut dalam pelestarian lingkungan guna mengurangi dampak perubahan iklim.

“Sebagai negara berketuhanan yang maha esa, upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim dapat melibatkan unsur masyarakat berbasis keagamaan, yang banyak mengajarkan berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan. Upaya ini terutama dilakukan di antara kaum muda,” katanya. ***