Dinkes Cianjur Catat Ada 224 Kasus DBD Hingga Oktober, Warga Diminta Waspada!

JABARNEWS | CIANJUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat hingga Oktober tercatat ada 224 kasus demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti di sejumlah rumah sakit wilaya tersebut.

Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur dr Irvan Nur Fauzi mengatakan pihaknya telah menyosialisasikan waspada DBD ke setiap RT.

“Musim pancaroba ini, kami sudah mengimbau warga untuk meningkatkan waspada DBD sedari dini terkait penanganan maupun pencegahan sampai tingkat RT. Bahkan sosialisasi sudah dilakukan sejak jauh hari, guna menekan korban jiwa akibat DBD,” ujar Irvan Nur Fauzi, Selasa 30 November 2021.

Baca Juga: Robert Albert Liburkan Latihan Persib Sebelum Hadapi Madura United

Baca Juga:  Sempat Berada di Zona Merah, Kecamatan Sukasari Purwakarta Kembali Menghijau

Baca Juga: Hati-hati! Jalan Nasional di Waluran Sukabumi Ambles dan Retak

Adapun himbauan tersebut diminta ks setiap RT untuk melakukan penerapan mengubur, menguras, menutup (3M) dan melaporkan secara berjenjang, jika menemukan warga yang terindikasi terkena DBD, agar dapat ditangani cepat dan tuntas, termasuk pengasapan.

Baca Juga: Agar Tidak Down, Begini Cara Menjaga Mental Saat Melamar Kerja

Baca Juga: BKAD Purwakarta Ungkap Realisasi Belanja Daerah dari APBD Baru 65,9 Persen, Kendalanya Apa?

Kemudian, pelaporan yang dilakukan aparat kecamatan hingga tingkat RT, termasuk tenaga medis di puskesmas hingga rumah sakit, sebagai patokan pihaknya melakukan deteksi dini di lingkungan masyarakat untuk melakukan pencegahan karena puncak DBD sering terjadi saat musim hujan yang puncaknya pada Desember hingga Januari.

Baca Juga:  Jelang Ramadan, Forkopimda Kabupaten Purwakarta Sidak Pasar Tradisional

Meski di setiap kecamatan dan desa ada tenaga kesehatan yang bertugas melakukan pengawasan dan sosialisasi terkait pencegahan DBD, namun pihaknya tetap mengajak seluruh warga melaporkan setiap kejadian agar dapat segera ditangani, sehingga kasus DBD dapat ditekan, termasuk rajin melakukan 3M.

“Kami belum memfokuskan pengasapan karena dapat dilakukan ketika penderitanya sudah didiagnosis dengan memantau dan melihat jentik. Misal di wilayah itu ada 100 orang dan dari 100 itu 20 orang terjangkit DBD, baru bisa dilakukan pengasapan, ” katanya.

Baca Juga:  Dua Unit Rumah Di Medan Terbakar Diduga Akibat Korsleting Listrik

Ia membahkan dari ratusan kasus DBD yang dilaporkan didominasi terjadi kawasan perkotaan, Cianjur bagian timur dan beberapa di antaranya di wilayah selatan.

Baca Juga: Ada Aturan Baru Sebelum Bekerja dan Sekolah di Kabupaten Bandung, Ini Kata Bupati

Baca Juga: BKAD Purwakarta Ungkap Realisasi Belanja Daerah dari APBD Baru 65,9 Persen, Kendalanya Apa?

“Warga harus rajin membersihkan lingkungan dari genangan air dimana nyamuk dapat bersarang, serta tetap menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan sekitar,” kata Irvan. ***