Waduh! Kasus Stunting di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Masih Tinggi

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Kasus stunting di Kabupaten Tasikmalaya menunjukan angka yang terbilang tinggi yakni 21 persen. Sedangkan di Kota Tasikmalaya angka stunting mencapai 17 persen.

Staf Khusus Menteri Bappenas Kartika Yudisti mengatakan, hal tersebut dikarenakan Kabupaten Tasikmalaya wilayahnya luas dan penduduknya lebih banyak dibandingkan dengan Kota Tasikmalaya.

“Untuk angka stunting di kota Tasik mencapai 17 persen. Sedangkan di Kabupaten Tasikmalaya di angka 21 persen,” kata Kartika seusai memberikan materi sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja bertempat di Saung Pataya, Cibeureum, Kota Tasikmalaya Minggu 5 November 2021.

Baca Juga:  Ketua DPRD Jabar Setujui SMK Dievaluasi

Baca Juga: Soal Sepak Bola Wanita di Kota Bandung, Yana Mulyana Bilang Begini

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Polres Subang Perketat Dua Lokasi Ganjil Genap

Dia menyampikan, angka stunting di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya diharapkan bisa turun minimal sesuai dengan target nasional.

“Mudah-mudahan angka stunting di Indonesia bisa menurun dan tercapai 14 persen di tahun 2024 mendatang,” tuturnya.

Baca Juga:  Debat Publik Cabup Bandung: Teknologi KTP Solusi Andalan Sahrul Gunawan, Dadang Supriatna Lanjutkan Program

Baca Juga: Ini Hasil Musyawarah Kasus Ketua RT Potong Bansos BLT DD Rp200 Ribu di Cianjur

Baca Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru, Ridwan Kamil Kirim Tim Jabar Quick Response ke Lumajang

Kartika menjelaskan bahwa stunting tetap menjadi prioritas dan menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Pusat. Dia menyebut, penanganan stunting itu harus dari berbagai sektor pemerintah bekerja sama untuk menangani stunting.

“Tadi juga kita mengumpulkan para kader-kader PKK dan Posyandu yang merupakan kepanjangan tangan dari BKKBN agar mereka lebih bersemangat lagi dalam melakukan penyuluhan-penyuluhan yang tepat sasaran,” jelasnya.

Baca Juga:  Misteri Pembangunan Jembatan Cisinga

Kendati demikian, Kartika mengungkapkan, meskipun di masa pandemi memang agak sedikit terhambat, tetapi tetap bisa berusaha untuk menangani masalah stunting. Ini program dari BKKBN mengadakan sosialisasi yang ditujukan para kader.

“Karena mereka yang menjadi garda terdepan untuk mengedukasi pencegahan stunting di masyarakat. Tetapi pada ujungnya menuju penurunan stunting 14 persen pada tahun 2024 mendatang,” tandasnya.***