JABARNEWS | CIMAHI – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang 16 siswa SD di Kota Cimahi, Jawa Barat. Dari 16 siswa itu, 2 siswa akhirnya meninggal dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono mengatakan, dalam sebulan terakhir semula ada 14 siswa SD yang terkena DBD. Namun, jumlahnya bertambah jadi 16 siswa.
“Yang wafat awalnya ada seorang, kemudian kami terima informasi ada seorang lagi. Berarti ada dua siswa yang wafat karena DBD,” kata Harjono di Cimahi, Rabu 8 Desember 2021.
Ditanya soal kasus DBD yang dialami siswa SMP, dia mengaku sementara ini masih mengumpulkan informasinya. “Untuk SMP, kami akan mengumpulkan data,” ujarnya.
Menurut dia, temuan kasus DBD di kalangan siswa di Cimahi menjadi sinyal bahaya yang harus diwaspadai. Dinas Kesehatan Kota Cimahi pun sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyakit DBD.
Dari hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Harjono pun meminta semua sekolah termasuk para siswa untuk aktif dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing.
“Kami akan rapat untuk menyusun strategi bagaimana para siswa dilibatkan untuk memberantas jentik rumah dan sekolah, serta sekolah berpartisipasi aktif di kelurahan dalam kegiatan Jumat Bersih,” kata Harjono.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Pratiwi mengakui, kasus DBD di Kota Cimahi mengalami peningkatan dalam sebulan terakhir.
Terkini, dia menyebut total terdapat 161 orang yang terkena DBD pada tahun ini. Sebanyak 18 orang di antaranya meninggal dunia.
“Untuk totalnya, ada 161 kasus DBD sejak Januari. Kemudian yang meninggal bulan ini saja ada empat orang,” terang Pratiwi.
Pratiwi mengimbau masyarakat melakukan PSN di rumah dan lingkungannya masing-masing. Pasalnya, di musim hujan biasanya jentik nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan DBD akan lebih cepat berkembangbiak.
“Kemudian kalau sudah merasakan gejala DBD seperti demam, jangan ragu untuk membawanya ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas,” katanya. (Yoy)***