JABARNEWS | CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat sepanjang tahun 2021, sebanyak 168 kejadian bencana alam melanda sejumlah kecamatan yang didominasi longsor dan pergerakan tanah.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo mengatakan dari 168 kejadian, 118 merupakan longsor dan pergerakan tanah, sedangkan 29 kejadian lainnya banjir bandang, sedangkan sisanya, puting beliung 18 kejadian, gempa bumi dan kejadian bencana alam lainnya.
“Hanya satu korban jiwa, tertimbun akibat rumahnya ambruk dihantam longsor. Seribuan kepala keluarga mengungsi. Sebagian besar bencana alam terjadi di wilayah selatan Cianjur, mulai dari Campaka hingga Agrabinta, sedangkan banjir bandang terjadi Kecamatan Sindangbarang, Cijati dan Kadupandak,” katanya di Cianjur Kamis, 9 Desember 2021.
Hingga saat ini, seluruh penanganan bencana sudah tuntas dilakukan, termasuk longsor yang sempat menutup ruas jalan utama antar kabupaten di wilayah selatan seperti Jalan Raya Naringgul-Ciwidey, Jalan Takokak-Jampang, Sukabumi, serta longsor yang menutup ruas jalan Cianjur menuju selatan.
Saat ini, pihaknya masih fokus mencari tempat relokasi untuk ratusan warga di tiga kecamatan, Cipanas, Campaka Mulya dan Sukanagara karena pergerakan terus terjadi dan meluas, sehingga sejumlah perkampungan akan di relokasi.
“Kami terus mengimbau warga di sejumlah titik rawan bencana di bagian selatan Cianjur, untuk waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda alam, sebagai upaya antisipasi terjadinya korban jiwa,” katanya.
Terkait relokasi, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait, agar segera ditindaklanjuti, sehingga warga dapat hidup dengan tenang dan nyaman di perkampungan yang jauh dari pergerakan tanah.”Kita terus imbau warga untuk waspada dan segera mengungsi kalau hujan turun deras dengan intensitas lama,” katanya.
Dia menambahkan, untuk warga yang terdampak dari ratusan bencana alam mencapai 1.809 jiwa, 531 jiwa diantaranya sempat mengungsi.
Sedangkan bangunan yang rusak berat sebanyak 34 bangunan, rusak sedang 61 unit, 67 unit rusak ringan dan sebanyak 281 rumah sempat terendam.
“Seiring puncak musim hujan di akhir tahun ini, kami menyiagakan seribuan relawan tangguh bencana di masing-masing desa dan kecamatan, untuk melakukan pengawasan dan segera mengevakuasi warga saat melintas tanda alam akan terjadinya bencana,” katanya.