Terpuruk Karena Pandemi, Kampoeng Rajoet Binong Jati Gebrak Pasar Dengan Jualan Online

Perajut di Kampoeng Rajoet Binong Jati tengah merapihkan produknya. (Foto: Yan/Jabarnews)

JABARNEWS | BANDUNG – Kota Bandung memiliki sentra rajut atau Kampoeng Rajoet Binong Jati yang sudah sejak puluhan tahun. Terletak di kawasan padat penduduk di Kecamatan Batunggunal, Kampoeng Rajoet Binong Jati terus melakukan inovasi untuk mempertahankan eksistensinya.

Koordinator Kampoeng Radjoet, Eka Rahmat Jaya mengatakan, hasil produksi dari Kampoeng Rajoet Binong Jati terus mengalami perubahan menyesuaikan zaman. Saat ini, hasilnya mulai dari ciput, kerudung, konektor masker, sweater, cardigan, rok, sampai kaus kaki sudah menjadi produk industri kreatif rajut.

Baca Juga:  BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bojongsoang Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Ia menerangkan, produk yang dihasilkan lebih variatif ini guna menunjang eksistensi Kampoeng Rajoet Binong Jati agar tetap bisa bertahan. Meskipun pada awal pandemi Covid-19 sempat goyah karena berbagai faktor.

Baca Juga:  110 Unit Daihatsu Gran Max “Moko” Ramaikan HUT Bandung ke-207

Eka adalah generasi ketiga yang mewarisi usaha rahut yang sudah dirintis oleh kakeknya sejak tahun 1970-an ketika masih bernama sentra rajut. Perubahan nama menjadi Kampoeng Rajoet terjadi pada 2004 silam.

Baca Juga:  Ridwal Kamil Tak Nyatakan Tolak Israel di Piala Dunia U-20, Tapi Dukung Kemerdekaan Palestina

Lanjutnya, sebelum pandemi menghancurkan sektor ekonomi Tanah Air, ada sebanyak 400 perajut yang bertahan hidup di sini. Ketika itu, 1 perajut bisa memiliki 10-20 karyawan sehingga ada 4.000 tenaga kerja yang terserap.