Ramadan di Tunisia, Menghidupkan Kemanusiaan Kita
Oleh :
Nata Sutisna
Mahasiswa Universitas Az-Zaitunah, Tunisia
“Ramadan di Tunisia, menghidupkan kemanusiaan kita”. Itulah yang dapat saya ungkapkan setelah menjalani dan memasuki tahun ketiga Ramadan di Tunisia.
Walaupun tahun ini merupakan Ramadan pertama saya di Tunisia tanpa lockdown, tetapi nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan warga Tunisia dalam mengisi bulan Ramadan tak pernah lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas.
Bagi warga Tunisia, menjalani puasa Ramadan tidak boleh berhenti di titik menahan lapar dan haus saja. Melainkan rasa lapar dan haus yang kita rasakan selama berpuasa harus melahirkan sikap empati, peduli, dan menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
Sehingga sikap tersebut dapat menghidupkan hati nurani dan mendorong kita agar dapat berbagi kepada sesama.
Pada Ramadan pertama saya di Tunisia, yang pada saat itu sudah memasuki masa pandemi, membuat pergerakkan manusia di seluruh dunia pun dibatasi. Tak terkecuali dengan saya dan teman-teman pelajar Indonesia di Tunisia.
Kami tidak bisa keluar rumah dengan leluasa, warung-warung dan pasar dibatasi, serta masjid-masjid pun ditutup.
Tetapi, walaupun semua orang hampir tidak bisa ke luar rumah, kepedulian dan cahaya kasih sayang warga Tunisia dapat secepat kilat masuk ke dalam rumah kami, para pelajar Indonesia di Tunisia.