JABARNEWS | BANDUNG – Potensi bencana hidrometeorologi diperkirakan meningkat pada bulan Juli hingga September 2022.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, potensi bencana juga semakin meningkat pada periode Juli, Agustus dan mungkin awal September.
“Nanti kita akan ada pergeseran, di mana pada waktu yang bersamaan kita akan mengalami baik itu hidrometeorologi basah, banjir banjir bandang tanah longsor, sekaligus juga hidrometeorologi kering, kebakaran hutan dan kekeringan,” kata Abdul dalam disaster briefing daring, Senin (25/7/2022).
Dia menjelaskan, potensi tersebut sudah mulai terlihat dari dari data BNPB pada 18-24 Juli 2022.
Menurt Abdul, jika di minggu sebelumnya frekuensi banjir masih lebih besar daripada kebakaran hutan kekeringan, justru di minggu ini mulai bergeser dengan frekuensi kejadian kebakaran hutan lebih sering daripada banjir.