Reaktivasi Teras Cihampelas Tetap Tak Miliki Daya Tarik !  Selama Dikelola Pemkot Bandung

Reaktivasi Teras Cihampelas oleh Pemkot Bandung pada 22 Oktober 2022 lalu, masih tampak sepi dari PKL yang diharapkan kembali berjualan disana.

JABARNEWS | BANDUNG – Rencana reaktivasi atau  pengaktivan kembaki Sky Walk atau Teras Cihampelas yang menghabiskan anggaran Rp 48,5 miliar peninggalan era Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, tetap tidak akan memiliki daya tarik, selama dikelola oleh Pemkot Bandung.

Hal ini ditegaskan Pengamat  Kebijakan Publik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Yogi Suprayogi Suganda S.Sos, MA, Phd saat mengomentari rencana Pemkot Bandung akan menghidupkan lagi aktivitas bagi kalangan PKL (pedagang kaki lima) di Teras Cihampelas.

“Kalau dikelola oleh pemerintah saya pikir agak susah. Selain membutuhkan biaya anggaran yang besar, sedang kemampuan mengelola tidak ada, apalagi selama reaktivasi Teras Cihampelas hanya fokus kepada relokasi pedagang kaki lima (PKL) saja,” ujarnya kepada JabarNews.Com, Rabu (26/10/2022).

Padahal kata dia, Teras Cihampelas merupakan ruang publik yang harus dinikmati masyarakat. Ruang publik (Teras Cihampelas) tidak bisa hanya dikuasi teman-teman PKL yang diangkat ke atas. Tapi itu ruang yang harus diberikan kepada masyarakat umum.

Baca Juga:  Peringati Hari Kesehatan Nasional, Pemkab Cirebon Lakukan Tes Swab Massal

Dosen Departemen Administrasi Publik Fisip Unpad ini melanjutkan, para PKL hanya menjual barang yang itu-itu saja dan tidak ada yang kreatif. Sehingga tidak memiliki daya tarik bagi pengunjung yang datang ke Teras Cihampelas. Ditambah pengelolaan yang tidak baik dari pemerintah.

“Teman-teman PKL jangan terlalu banyak berharap terhadap rencana reaktivasi ekonomi tadi oleh Pemkot Bandung. PKL harus lebih kreatif selain  mencari penjualan-penjualan yang lain,” ucapnya.

Terkait hal itu, Yogi  menambahkan, perawatan dan pengelolalaan Teras Cihampelas sebaiknya hal tersebut diberikan kepada pihak swasta atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Pemerintah Kota Bandung, menurut dia, seharusnya bisa menugaskan BUMD untuk mengelola reaktivasi Teras Cihampelas.

“Saran saya lebih baik Teras Cihampelas itu dititipkan ke salah satu BUMD Kota Bandung, jangan sama Pemkot Bandung. Jika dikelola oleh BUMD atau pihak swasta, agar ada aktivitas bisnisnya,” tegasnya lagi.

Baca Juga:  Jabar Dikelilingi Bencana, Ridwan Kamil: Utara Banjir, Selatan Longsor

Meski proses aktivasi kembali telah dicanangkan Wali Kota Bandung Yana Mulyana sejak pada 22 Oktober 2022 lalu, suasana hasil pantauan di  lokas Rabu siang kemarin, tampak sepi. Terdapat sejumlah fasilitas di Teras Cihampelas tidak terurus, sejumlah kios kosong terbuka tanpa gembok. Sejumlah bagian material sisi selatan Teras Cihampelas terlihat keropos dan lapuk serta dapat membahayakan pengunjung.

Puluhan kios PKL yang ada di Teras Cihampelas, sebagian besar ditinggalkan PKL, meski di awal peresmian tahun 2017 lalu sempat menjadi magnet baru  bagi pengunjung.

Menurut seorang pedagang PKL, Karim -bukan nama sebenarnya- sejak 2017 hingga 2 tahun dia berjualan di Teras Cihampelas, omzetnya justru tidak naik malah menurun, hingga bangkrutnya akhir tahun 2018. Kemudian, tahun 2019, dia pindah untuk berjualan lagi ke bawah di dekat pinggir Jalan Cihampelas.

Baca Juga:  Polisi Minta Masyarakat di Kota Bandung Tak Terpengaruh Isu Penculikan Anak di Media Sosial

“Seharusnya  para pedagang di Teras Cihampelas adalah penduduk asli Jalan Cihampelas, yaitu warga RW 05 Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong Kota Bandung. Ada informasi dulu sewaktu saya berdagang ada 190 lebih kios, malah orang luar Jalan Cihampelas bisa berdagang di Teras Cihampelas, ada orang Cicendo,  Cimahi dan daerah lain,” paparnya.

Himbauan Pemkot Bandung, agar para PKL di Jalan Cihampelas sambungnya, diminta kembali mengisi kios kuliner di Teras Cihampelas. Kalau PKL tidak mau mengisi lagi di atas, maka kios akan dikelola Pemkot Bandung.

“Menurut saya dan rekan-rekan PKL, jika dia jualan di atas, siapa yang mau membeli dagangannya selama tidak dikelola dengan baik,” tukasnya.(rian nugraha)