JABARNEWS | TASIKMALAYA – Sebuah kisah seorang anak laki-laki di Kota Tasikmalaya menggambarkan potres pendidikan di daerah tersebut.
Anak yang masih berusia 15 tahun itu menjadi korban bully atau perundungan oleh teman-temannya di salah satu pondok pesantren.
Mirisnya, anak yang merupakan warga Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya itu sempat ingin mengakhiri hidup karena trauma akibat aksi perundungan tersebut.
Berdasarkan keterangan ayah korban yang berinisial A, seperti dilansir JabarNews.com dari Harapanrakyat.com, korban dituduh melakukan pelecehan seksual pada seorang santriwati.
“Sebelum dituduh melakukan kekerasan seksual ke santriwari, juga memang sudah ada terjadi pembully-an, diantaranya sering diledek dengan kata-kata orang miskin. Bahkan bajunya yang disimpan di lemari disiram kuah mie rebus,” kata A saat ditemui di rumahnya, Rabu (5/7/2023).