JABARNEWS | BANDUNG – Jalan Braga tanpa kendaraan (Braga Free Vehicle) di setiap Sabtu dan Minggu kini resmi memiliki sebutan baru, yakni Braga Beken. Hal ini bertujuan menghidupkan kembali pesona legenda jalan tersebut di Kota Bandung.
“Kami berharap, penamaan Braga Beken yaitu Jalan Braga tanpa kendaraan di setiap Sabtu dan Minggu dapat mengembalikan kembali pesona jalan legendaris ini,” ujar Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono saat hadir pada hari pertama peresmian Braga Beken di Braga City walk, Sabtu. 4 Mei 2024.
Dia menyebutkan, upaya Pemkot Bandung ini sebagai langkah untuk masyarakat dan wisatawan agar dapat kembali menikmati keindahan, keaslian dan daya tarik kenangan sejarah yang ditawarkan Jalan Braga sejak era Kolonial Belanda.
Meski telah menyiapkan 11 kantor area parkir bagi pengunjung Braga Beken di akhir pekan, Bambang menegaskan, tantangan utama adalah menghadapi keberlangsungan Braga Beken. Pihaknya akan terus melakukan evaluasi secara berkala.
“Pastikan tidak ada praktik pungli di area Braga dan sekitarnya. Langkah-langkah mitigasi akan kami ambil guna kelancaran pelaksaan Braga Beken,” tegasnya lagi.
Sayembara Penamaan Braga Beken
Pemberian nama ‘Braga Beken’ untuk kawasan bebas kendaraan di Jalan Braga (Braga Free Vehicle) setiap akhir pekan, ternyata melalui proses sayembara ke publik melalui Instagram @humas_bandung.
Sebelum resmi bernama Braga Beken, kawasan Jalan Braga bebas kendaraan awalnya disebut sebagai Braga Free Vehicle. Hasilnya Pemkot Bandubg menerima sebanyak 745 komentar usulan nama untuk kawasan Braga Free Vehicle. Dari jumlah komentar tersebut, Pemkot Bandung menyeleksi jadi 10 nama dan kemudian melakukan diskusi dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.
Dari 10 komentar nama, akhirnya terpilih nama Braga Beken sebagai nama baru untuk kawasan ini. Pencetus nama Braga Beken muncul dari ide Rahmat Lazuardi.
Dia memang bukan satu-satunya yang mengusulkan nama ini. Namun,ia tercatat sebagai pemberi ide nama yang lebih awal meninggalkan komentar.
Rahmat adalah seorang akademisi atau pengajar di Program Profesi Insinyur dan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung.
“Braga itu sudah terkenal seperti Jogja dengan Malioboro-nya, Bangkok dengan Khaosan Road-nya, atau Korea dengan Myeong-dong Shopping Street-nya,” jelas Rahmat.
Istilah ‘Beken’, Rahmat mengadopsi dari Bahasa Belanda yakni ‘Bekend’. Dalam Bahasa Indonesia menjadi kata beken.
“Beken yang saya pikirkan bukan hanya beken yang merupakan singkatan dari bebas kendaraan. Artinya “well-known; familiar”. Jalan Braga sejak lama dikenal baik dan sudah menjadi bagian darah-daging dari aktivitas sehari-hari warga Kota Bandung,” pungkasnya.(Red)