Kasus DBD di Indonesia Disebut Meningkat karena Efek Vaksin Covid-19, Ini Faktanya

Ilustrasi berita hoaks tentang demam berdarah akibat vaksin Covid-19
Ilustrasi berita hoaks tentang demam berdarah akibat vaksin Covid-19. (foto: istimewa)

JABARNEWS │ PURWAKARTA – Pada 3 Mei 2024, sebuah unggahan di Facebook menyebarkan klaim yang mengkhawatirkan tentang meningkatnya kasus demam berdarah (DBD) di Indonesia.

Dikutip dari laman turnbackhoax.id, unggahan tersebut menyebut vaksin Covid-19 dan metode Wolbachia sebagai penyebab utama lonjakan ini. Namun, klaim ini telah diverifikasi dan dinyatakan tidak benar.

Baca Juga:  [HOAKS]; Heboh PPATK dan Mahfud MD Temukan Transaksi Haram 500 Triliun di Kantor Jokowi

Menurut penjelasan Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erni Juwita Nelwan, faktor lingkungan, terutama musim panas berkepanjangan akibat El Niño, adalah penyebab utama lonjakan kasus DBD.

Baca Juga:  Mata Anak Bengkak dan Merah Akibat Terlalu Lama Main HP, Ini Faktanya

Nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama DBD, bertelur saat musim panas. Telur-telur ini bisa bertahan hingga delapan bulan dan menetas saat hujan turun, sehingga populasi nyamuk meningkat pesat ketika musim hujan tiba setelah periode panas yang panjang.

Baca Juga:  Cek Fakta Soal Klaim KPU Terkait Ijazah Palsu Gibran di Australia Senilai Rp500 Miliar

Sementara itu, metode Wolbachia yang diterapkan untuk mengendalikan DBD telah diterapkan di beberapa wilayah, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2011.