JABARNEWS | MEDAN – Wilayah Indonesia berada pada sistem tektonik aktif yang dibentuk oleh interaksi lempeng tektonik Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Ketiga lempeng ini sangat mempengaruhi aktivitas kegempaan di Indonesia, termasuk ancaman gempa megathrust yang nyata dan perlu diwaspadai.
Dr. Hendro Nugroho, Kepala Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah II mengatakan, gempa megathrust merupakan tipe gempa bumi yang dihasilkan oleh zona subduksi, yaitu interaksi di bidang kontak antar dua lempeng tektonik pada kedalaman dangkal, kurang dari 50 km.
“Megathrust dapat dianalogikan sebagai gempa yang memiliki mekanisme patahan dengan dorongan naik yang besar, karena mampu mengakumulasi energi medan tegangan gempa dan memicu pelepasan energi yang kuat sehingga menimbulkan rekahan panjang dan bidang pergeseran yang luas,” ucapnya, Jumat (23/8/2024).
Potensi gempa megathrust di Indonesia terbagi menjadi 13 zona yang terbentang dari Sumatra hingga Papua.