Metamorfosis Gapura Tirta Rahayu Purwakarta Menuju PDAM Modern

PJ Bupati Purwakarta Benni Irwan (kiri) bersama Plt Dirut PDAM GTR Purwakarta Riana A Wangsadiredja (kedua kanan). (Foto: Ist)
PJ Bupati Purwakarta Benni Irwan (kiri) bersama Plt Dirut PDAM GTR Purwakarta Riana A Wangsadiredja (kedua kanan). (Foto: Ist)

JABARNEWS | PURWAKARTA – Peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan menjadi prioritas utama bagi PDAM Gapura Tirta Rahayu Purwakarta. Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PDAM Gapura Tirta Rahayu (GTR) Purwakarta, Riana A Wangsadiredja.

Meskipun baru beberapa bulan menjabat, Riana telah menunjukan gebrakan signifikan dalam kepemimpinannya. Ia melakukan akselerasi dan inovasi di berbagai aspek.

Saat ini, perusahaan air minum milik Pemkab Purwakarta ini sedang memulai proses metamorfosis menjadi perusahaan air minum yang modern.

Baca Juga:  Tolak Panti Jadi Balai, Mahasiswa Disabilitas Jalan Mundur Keliling Bandung

Riana mengaku jika saat ini tengah berupaya menyudahi problem soal distribusi air yang tersendat, hubungan dengan pelanggan, hingga pembenahan SDM di lingkup internal.

Diketahui, Riana dipercaya menjadi Plt Dirut Perumdam GTR sejak 24 Oktober 2023. Dia langsung dihadapkan dengan keluhan pelanggan GTR seputar distribusi air yang kerap tersendat.

“Tersendatnya pasokan air lebih disebabkan oleh faktor teknis. Mayoritas infrastruktur jaringan perpipaan di PDAM ini sudah tua dan rusak. Perlu segera dilakukan peremajaan. Ada pula karena faktor alam,” ucap pria yang memiliki background jurnalis ini, Senin 30 September 2024.

Baca Juga:  Diduga Curi Air, PDAM Purwakarta Tindak Tempat Usaha Cuci Steam

Tak bisa ditampik bahwa selama ini pasokan air ke para pelanggan belum optimal.

Diketahui, GTR terbagi dalam lima wilayah operasional, satu kantor pusat dan empat kantor cabang. Wilayah tersebut yakni Purwakarta kota, Purwakarta Utara, Wanayasa-Kiarapedes, Bojong-Darangdan, Plered-Tegalwaru.

Tersendatnya pasokan air di masing-masing wilayah, disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Misalnya untuk wilayah Wanayasa-Kiarapedes, terganggunya pasokan air karena faktor alam. Sebab, di wilayah ini pihak GTR mengandalkan sumber air dari sungai Cihanjawar dan Cisigung. Musim kemarau panjang sangat berpengaruh terhadap kondisi debit air.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ibu dan Anak di Garut

“Debit yang menurun, dengan sendirinya mengakibatkan aliran menjadi tak optimal. Padahal sumber air Cihanjawar bukan hanya dipasok untuk Wanayasa-Kiarapedes, tetapi juga untuk wilayah Bojong Darangdan. Kami gunakan dengan sistem bergilir,” ujar Riana.