Indonesia Gaspol Bangun Energi Terbarukan, IESR: Perlu Strategi Komprehensif untuk Capai Target Persetujuan Paris

Ilustrasi energi terbarukan (Foto: Net)
Ilustrasi energi terbarukan (Foto: Net)

JABARNEWS | JAKARTA – Pemerintah Indonesia tengah gencar mendorong pengembangan energi terbarukan. Target ambisius untuk mencapai 100 Gigawatt (GW) pembangkit listrik dengan porsi 75% dari energi terbarukan hingga 2040 telah dicanangkan. Untuk mencapai target itu, Indonesia membutuhkan investasi mencapai USD 235 miliar atau Rp3.710 triliun (kurs Rp15.790,62/USD).

Baca Juga:  Menangkal Krisis Iklim di Pedesaan: Peluang Green Jobs Melalui Koperasi Hijau

Rencana ini disampaikan Ketua Delegasi RI untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB/Conference of the Parties (COP) ke-29, Hashim S Djojohadikusumo di Baku, Azerbaijan (12/11/2024).

Institute for Essential Services Reform (IESR) menyambut baik inisiatif pemerintah untuk mencapai target dekarbonisasi sektor kelistrikan. Namun, IESR juga mengingatkan bahwa rencana besar ini perlu diiringi dengan strategi komprehensif agar selaras dengan target Persetujuan Paris dalam menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5°C yang menuntut transisi energi terbarukan yang lebih agresif.

Baca Juga:  Skema JETP Terus Dimatangkan, Ini Roadmap Transisi Energinya

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyatakan Indonesia perlu menunjukkan komitmen yang lebih serius dan aksi yang nyata untuk mencapai target Persetujuan Paris.

Baca Juga:  Polri Ingin ‘Jualan’ Plat Nomor Khusus Kendaraan Seharga Rp500 Juta, Ini Keistimewaannya

Menurutnya, setiap rencana pembangunan energi terbarukan harus disertai dengan strategi mengurangi bertahap (phase-down) dan penghapusan bertahap (phase-out) PLTU batubara paling lambat 2045 untuk selaras dengan target pembatasan kenaikan temperatur 1,5 C.