JABARNEWS } BANDUNG – Ketua Tim Gabungan Pemenangan Paslon Nomor 1, Sugianto, menyebutkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi ujung tombak pengamanan suara pasangan Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan. Sebanyak 8.859 kader PKS akan bertugas sebagai saksi di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Para kader PKS itu sangat militan. Pengalaman sebelumnya membuktikan mereka punya kredibilitas tinggi dalam mengawal suara di TPS,” ujar Sugianto akhir pekan lalu.
Langkah ini menjadi strategi utama tim Paslon nomor 1 untuk memastikan proses pemungutan suara berjalan adil dan transparan.
Relawan Siap Jaga Demokrasi
Selain kader PKS, ribuan relawan dari tim gabungan juga dilibatkan. Mereka akan mengawasi setiap tahapan Pilkada, mulai dari pemungutan suara di TPS hingga proses rekapitulasi.
“Kami sudah menyiapkan ribuan relawan untuk mengawal jalannya Pilkada. Semua elemen bekerja keras memastikan demokrasi berjalan dengan baik,” tegas Sugianto.
Tantangan Money Politic
Meski pengamanan suara sudah dirancang ketat, Sugianto mengakui bahwa tantangan tetap ada. Salah satunya adalah potensi money politic yang bisa merusak integritas Pilkada.
“Kami tetap waspada. Meskipun sulit dilakukan, peluang money politic tetap ada,” ungkapnya.
Money Politic Sulit Berhasil di Kabupaten Bandung
Money politic menjadi isu yang selalu muncul dalam setiap kontestasi politik. Namun, Dr. Agus Aribowo, S.E., M.M., pakar political marketing dari Universitas Maranatha, menilai praktik ini sulit berhasil di Pilkada Kabupaten Bandung 2024.
Biaya Money Politic Terlalu Tinggi
Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Bandung mencapai 2,66 juta orang, seorang paslon membutuhkan setidaknya 1,356 juta suara (51%) untuk menang. Agus menjelaskan, jika pelaku money politic memberikan Rp50 ribu per suara, mereka harus menyiapkan dana sebesar Rp67,8 miliar.
“Tidak ada investor yang mau mengeluarkan dana sebesar itu. Dengan postur APBD Kabupaten Bandung, balik modal selama lima tahun pun sulit,” tegas Agus.
Pola Money Politic Berubah
Karena tingginya biaya, Agus mengungkapkan bahwa pola money politic kini bergeser. Pelaku lebih memilih memberikan sembako murah atau menekan aparat tingkat kecamatan dan desa untuk mengarahkan suara.
Namun, ia menilai efektivitas cara ini semakin berkurang. “Masyarakat sekarang lebih cerdas. Mereka belajar dari pengalaman masa lalu,” ujar pemilik lembaga survei Parmet (Parameter Konsultindo) ini.
Pemilih Tetap Cerdas
Survei Parmet menunjukkan bahwa pemilih di pelosok tetap menerima uang atau sembako yang ditawarkan. Namun, hal ini tidak menjamin mereka memilih paslon tertentu.
“Jika ada paslon yang datang tanpa uang atau sembako, mereka juga tidak serta-merta memilihnya. Yang pasti, mereka tetap akan menggunakan hak pilihnya di TPS,” papar Agus.
Agus menegaskan bahwa tren ini menunjukkan kemajuan pemahaman politik masyarakat. “Kini, mereka lebih peduli pada visi dan misi paslon, bukan sekadar janji material,” tutupnya.
Koalisi Kuat: Alus Pisan Usung Sahrul-Gun Gun
Paslon nomor 1, Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan, didukung oleh Koalisi Alus Pisan yang terdiri dari:
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
- Partai Golkar
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
- Partai Hanura
- Partai Ummat
Koalisi ini membawa visi besar menciptakan Kabupaten Bandung yang Menawan:
- Maju
- Edukatif
- Nyaman
- Agamais
- Wibawa
- Adil
- Nyata
Singkatan ini menggambarkan komitmen untuk menghadirkan perubahan nyata demi Kabupaten Bandung yang lebih baik, nyaman, dan adil bagi semua warganya.