Urgensikah Kasus Harun Masiku? Kriminalisasi Politik, Ataukah Hanya Politisasi Kelas Dinosaurus?

Rajo Galan
Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Pasundan Rajo Galan. (Foto: Istimewa).

Penulis: Rajo Galan (Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Pasundan)

JABARNEWS – Akhir-akhir ini kembali mencuat Kasus Harun Masiku. Anehnya kasus Harun Masiku itu selalu mencuat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) atau momentum-momentum politik lainnya.

Dalam minggu ini, setiap harinya berbagai organisasi kepemudaan silih berganti mendesak KPK menangkap Harun Masiku.

Baca Juga:  PKM Dosen Polban: Berdayakan Ekonomi Pesantren Melalui Program Produksi dan Manajemen Pengolahan Pasca Panen Terpadu

Pertanyaannya, seberapa urgensi kasus Harun Masiku bila dibandingkan dengan kasus Joko Chandra yang korupsi Rp546 Milyar, kasus korupsi PT Timah Rp300 Triliun atau kasus BLBI Rp138 Triliun.

Ataukah para demonstran ini ikut sayembara Maruarar Sirait, untuk bisa memenangkan hadiah Rp8 Miliar.

Baca Juga:  Perempuan dan Perluasan Cara Pandang

Tentunya sayembara ini sudah menginjak harkat derajat KPK, karena Maruarar Sirait seolah mengecilkan lembaga KPK dengan membuat sayembara ini.

Buat dong sayembara juga untuk Kirana kotama yang juga sampai hari ini buron.
Kenapa kasus Kirana Kotama ini tidak diramaikan dan disayembarakan? Ini sebuah kelucuan Maruarar Sirait, kalau kami boleh sampaikan.

Baca Juga:  Fakta Di Balik Pemasangan Baliho Harun Masiku di Wilayah Jakarta

Kasus Harun Masiku adalah kasus suap senilai Rp600 juta, yang menurut pandangan kami ini tidak ada sedikitpun merugikan negara.