Penulis: Rajo Galan (Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Pasundan)
JABARNEWS – Akhir-akhir ini kembali mencuat Kasus Harun Masiku. Anehnya kasus Harun Masiku itu selalu mencuat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) atau momentum-momentum politik lainnya.
Dalam minggu ini, setiap harinya berbagai organisasi kepemudaan silih berganti mendesak KPK menangkap Harun Masiku.
Pertanyaannya, seberapa urgensi kasus Harun Masiku bila dibandingkan dengan kasus Joko Chandra yang korupsi Rp546 Milyar, kasus korupsi PT Timah Rp300 Triliun atau kasus BLBI Rp138 Triliun.
Ataukah para demonstran ini ikut sayembara Maruarar Sirait, untuk bisa memenangkan hadiah Rp8 Miliar.
Tentunya sayembara ini sudah menginjak harkat derajat KPK, karena Maruarar Sirait seolah mengecilkan lembaga KPK dengan membuat sayembara ini.
Buat dong sayembara juga untuk Kirana kotama yang juga sampai hari ini buron.
Kenapa kasus Kirana Kotama ini tidak diramaikan dan disayembarakan? Ini sebuah kelucuan Maruarar Sirait, kalau kami boleh sampaikan.
Kasus Harun Masiku adalah kasus suap senilai Rp600 juta, yang menurut pandangan kami ini tidak ada sedikitpun merugikan negara.