Pelemahan dolar beserta pernyataan pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang mengungkapkan bahwa The Fed akan tetap mengambil sikap agresif terhadap inflasi merupakan sebagai pemicu utamanya.
“Sifat emas sebagai lindung nilai mampu bertahan bahkan menunjukkan tren positif saat ekonomi memburuk,” jelas dia.
Menurut dia, emas sebagai produk investasi paling aman. Tahan inflasi, nilainya bahkan naik saat dollar turun dan krisis moneter.
Masih hangat diingatan harga emas melonjak saat terjadi resesi 2020 akibat krisis pandemi Covid-19. Saat benua Asia, Eropa, dan Amerika mengalami resesi, harga emas sempat memecahkan rekor setelah satu dekade lamanya, hingga menyentuh 2.072,49/troy ons pada Agustus. Sepanjangan tahun itu, logam mulia ini sudah naik 24% berkat pandemi.
“Bahkan tahun ini para analis memperkirakan harga emas global bisa melampaui US$ 2.000/troy ons,” ucap dia.
Sehingga tak heran emas sebagai salah satu produk dalam perdagangan berjangka komoditi yang masih menjadi primadona para investor. ***