Hoaks Penyaluran Bansos Pemerintah, Kenali Modus dan Cara Menghindarinya

Hoaks penyaluran Bansos di dana.bansosid.com. (Foto; Kominfo.go.id).

Pola Penyebaran Hoaks Penyaluran Bansos

Dari sejumlah contoh kasus yang dipaparkan di atas, korban hoaks penyaluran bansos bisa menimpa siapa saja, baik melalui medium aplikasi perpesanan Whatsapp ataupun media sosial seperti Facebook. Para pelaku pembuat konten hoaks ini menyasar korban secara acak, baik yang tinggal di kota hingga desa.

Baca Juga:  Kominfo Blokir Tiga Situs Jual Beli Organ, Yandex Bagaimana?

Berikut pola penyebaran hoaks penyaluran bansos yang harus Anda waspadai:

  1. Disebarkan melalui Whatsapp dan media sosial Facebook
  2. Selalu mengatasnamakan instansi pemerintah, seperti Kementerian Sosial.
  3. Informasi bersifat ajakan, seperti: “Hai, kawan. Jika Anda ingin mendapatkan Bantuan Sosial (BANSOS), Anda harus bergabung dengan forum ini terlebih dahulu.”
  4. Hoaks selalu disertai link yang mengarahkan warga untuk mengecek daftar penerima. Namun saat diakses, tampilan website cenderung ala kadarnya.
  5. Tanpa disadari, hoaks mengarahkan warga memberikan data pribadinya.
Baca Juga:  Polri Siapkan Operasi Pengamanan Pemilu 2024, Penyebaran Hoaks Jadi Fokus Utama

Modus beredarnya hoaks bansos yang selalu menyertakan link merupakan model pencurian data pribadi secara digital atau phising. Menurut dosen peneliti cyber war dan security inspection, IGN Mantra (2015), phising merupakan bentuk tindak kriminalitas penipuan yang menggunakan media surel (surat elektronik).

Baca Juga:  Hoaks! Lowongan Pekerjaan di Puskesmas Majalengka Ternyata Palsu

Tujuannya, untuk mendapatkan username, password, token, dan informasi-informasi lain yang terkait data pribadi seseorang. Pesan phising juga datang seolah-olah dari perusahaan/organisasi/instansi di mana user adalah anggota/member. (IGN Mantra, “Potensi Ancaman Keamanan Email Perusahaan”, September 2015, 71).