Sekitar 500 armada BRT akan melayani rute-rute strategis di wilayah tersebut, mulai dari Padalarang hingga Jatinangor, dan dari Dago hingga Soreang.
“Proyek ini melibatkan dana hibah senilai Rp1,2 triliun dari pemerintah pusat. Pembangunan infrastruktur, halte, hingga depo akan dikerjakan oleh Kemenhub dan tim Project Management Consultant (PMC) dari World Bank,” ungkap Ade.
Depo BRT akan tersebar di beberapa titik strategis, seperti Padalarang, Leuwipanjang, Cicaheum, dan Jatinangor. Meski tahap awal masih menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak, penggunaan energi terbarukan seperti bus listrik juga akan dipertimbangkan ke depannya.
“Kami tidak akan membangun jalan baru, melainkan memanfaatkan jalan yang sudah ada di Bandung. Beberapa rekayasa lalu lintas akan diterapkan untuk mengintegrasikan jalur BRT dengan rute-rute yang ada,” tambah Ade.
Sementara itu Ketua DPRD Jawa Barat, Buky Wibawa, menyatakan dukungannya terhadap program BRT, namun mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan dampak sosial bagi masyarakat yang terkena imbas.