“Kita juga menyiagakan petugas piket 24 jam, sebagai upaya penanganan cepat ketika terjadi bencana. Untuk saat ini, kita masih mengawasi beberapa wilayah rawan terjadi banjir di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Sindangbarang dan kecamatan lain di selatan,” katanya.
Sementara hingga saat ini, seribuan nelayan di pantai selatan Cianjur, belum berani untuk melaut karena sejak tiga bulan terakhir, gelombang masih tinggi dan dapat mengancam keselamatan, sehingga untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka hanya mengandalkan pinjaman dari majikan pemilik kapal.
“Kalau mencari ikan, paling hanya di pinggiran tidak sampai ke tengah menggunakan jaring. Sebagian besar, nelayan di pantai selatan, menganggur sejak tiga bulan terakhir karena cuaca buruk. Harapan kami, musim panas segera tiba dan nelayan dapat kembali melaut,” kata nelayan di Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Rahmat (54).
Ia menambah, selama ini, nelayan di pantai selatan tidak pernah mendapat bantuan seperti warga lainnya.
Meski mendapat kartu nelayan, namun hingga saat ini, belum dapat digunakan secara maksimal.
“Kami juga warga Cianjur dan Indonesia, seharusnya sama mendapat bantuan terutama ketika tidak bisa melaut,” katanya.