“Awalnya kami hanya mendapat laporan dari tiga orang dan bertambah menjadi lima orang, kemungkinan terus bertambah karena korban takut melaporkan pendiri sekaligus pemilik ponpes itu karena berbagai ancaman,” jelasnya.
Sebagian besar korban, kata Tono, merasa diancam untuk tidak menceritakan perbuatan pelaku kepada siapa pun, termasuk orang tua mereka.
“Awalnya kami hanya mendapat laporan dari tiga orang dan bertambah menjadi lima orang, kemungkinan terus bertambah karena korban takut melaporkan pendiri sekaligus pemilik ponpes itu karena berbagai ancaman,” tandasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News