Dijelaskan dr. Maxi, saat ini sediktinya terdapat 86 titik lokasi transaksi seksual yang tersebar di 29 kecamatan.
“Hanya 1 kecamatan yakni Serangpanjang yang tak ada lokasi transaksi seksual,” katanya.
Dari 86 titik transaksi seksual, kata dr. Maxi, yang paling banyak terjadi adalah di Kecamatan Subang Kota.
“Di Subang Kota tak ada lokalisasi prostitusi, namun tingkat transaksi seksualnya sangat tinggi. Transaksi seksual di kota banyak di lakukan di indekos dan hotel seperti open BO,” katanya.
Sementara untuk transaksi seksual secara terbuka banyak terjadi di kawasan Subang Utara atau Pantura.
“Di Pantura banyak lokalisasi dan transaksi seksual dilakukan secara terbuka di lokalisasi seperti Janem, Cikijing, Royek, Truntum, Mayangan, Sasak Zone dan perempatan celeng,” katanya.
Sementara data penderita HIV/AIDS di Kabupaten Subang sejak 1999 hingga 2022, tercatat 2.667 orang penderita. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 orang di antaranya balita.
Maxi mengimbau kepada warga Subang untuk sama-sama menekan angka penyebaran HIV/AIDS dengan perilaku hidup sehat dan menghindari seks bebas. (red)