JABAR NEWS | BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung bersama Rumah Sakit Cicendo akan melakukan program pengobatan gratis bagi penderita penyakit mata katarak di Kota Bandung. Gagasan ini tercipta karena di Kota Bandung sendiri terdapat 9000 penderita penyakit katarak yang terancam mengalami kebutaan.
Rencana ini merupakan hasil dari pertemuan dari yang dilakukan RS Cicendo bersama Wali Kota M.Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Kamis (02/02/2017).
Ridwan Kamil menyambut baik dengan rencana program ini, karena baginya dapat membantu para penderita katarak di Kota Bandung untuk menikmati indahnya suasana kota kembang.
“Kelurahan kita kan ada 151, jika banyak relawan dokter yang ingin mengabdi pada saat libur mungkin pasien penderita katarak akan dapat di sembuhkan,”ujarnya.
Ridwan Kamil mengatakan harus ada program yang memudahkan pasien untuk menerima pelayanan kesehatan, karena banyak pasien yang merasa kesulitan ketika harus datang ke klinik atau rumah sakit. “Dokter yang mendatangi penduduk, sehingga pasien segera dapat di tangani dan di sembuhkan,”
Selain itu, Ridwan kami menanggapi data statistik sebanyak 9000 orang kota Bandung menderita penyakit mata katarak dari pihal RS Cicendo yang beresiko mengalami kebutaan total namun 80% dapat di obati sampai sembuh.
“Saya baru dengar statistiknya, maka dari itu saya harap kita bisa membantu masyarakat Kota Bandung, apa lagi kau bisa kita bantu sampai mereka sembuh total. Ini merupakan program yang harus di segerakan agar tidak ada pasien yang mengalami kebutaan,”
Ridwan Kamil menyayangkan dengan situasi dimana banyak warga kota Bandung yang meninggal karena lambannya respon rumah sakit.
“Saya sedih selama yg menjadi walkot, ketika warga ada yang meninggal karena disuruh menunggu karena ridak ada ruangan yang dapat menampung. Selain itu kita ada program seperti motor ambulance, dokter do to door, sehingga dokter yang mendatangi warga, Kita bantu warga miskin untuk menerima hak pelayanan kesehatan sehingga tidak di pingpongkan,” imbuhnya
Emil mengharapkan supaya data yang di dapat sebanyak 9000 orang penderita segera ditemukan keberadaannya, sehingga akan cepat di tangani.
“Semoga secepatnya data ini bisa segera di dapatkan sehingga saya bisa publikasikan ke masyarakat sehingga banyak orang buta yang segera dapat melihat kembali. Kita harus mencari inovasi dalam sebuah program, orang miskin pengen ke rumah sakit terhambat dengan jumlah dokter yang kurang. Maka dari itu alangkah baiknya mencari relawan,” ujarnya.
Direktur Utama RS Cicendo Dr.Irianty mengatakan, program ini untuk mengurangi angka kebutaan di Kota Bandung melalui Komite mata nasional ketua Andi F Noya merasa khawatir dengan kondisi penderita katarak di Indonesia.
“Buta memang tidak menyebabkan kematian, namun buta akan menurunkan tingkat produktivitas seseorang, maka dari itu kami ingin melakukan pengobatan secara gratis kepada 9000 orang penderita katarak atau mata kucing di Kota Bandung,” Katanya.
Irianti menambahkan harus ada peranan pemerintah daerah untuk menguragi angka kebutaan tersebut. Karena penyakit mata tidak haya katarak namun banyak lagi seperti pentakit rabun sehingga seseorang harus memakai kacamata dan tumor mata.
“Kita harus menghambat penyakit ini jangan sampai terlambat, biasanya tumor mata itu ganas sehingga harus di deteksi secara dini supaya tidak semakin parah,” tambahnya
Namun ia menyayangkan dengan kurangnya kesadaran penderita untuk secepatnya memeriksa kondisi matanya, mungkin terhambatboleh biaya atau memang kurang peduli dengan kondisinya sendir. Sehingga banyak penderita yang kesulitan untuk sembuh.
“Dilihat 60% penyakit yang di idap, baru direspon oleh orang tua saat penyakit tersebut mulai membesar, 0 sampai 6 bulan sudah keliatan mata kucing namun rata-rata di bawa ke RS pada saat umur 4 tahun,” Tuturnya.
Selain itu, irianti menjelaskan dari 9000 penderita yang sudah di prediksi, hanya 700 penderita saja yang peduli untuk memeriksanya ke RS cicendo sehingga masih banyak penderita yang lalai akan kesehatannya.
“Dari 9000 penderita di Kota Bandung hanya 700 saja yang melakukan tritmen, sisanya saya pikir mereka kurang peduli dengan kondisi tubuhnya, selain itu katarak sendiri bisa di sebabkan oleh pemyakit diabetes yang di derita selama 5 tahun, namun hubungan genetik juga sebagai salah satu penyebabnya,” Ucapnya.
Program ini sebagai bentuk kepedulian RS Cicendo untuk terwujudnya program penurunan angka kebutaan sekitar 25% sebagaimana target nasional karena Indonesia termasuk angka tertinggi ke 2 penderita katarak.
“80% dari 9000 orang buta bisa di kembalikan penglihatannya. Dengan pengangkatan lensa dan di ganti dengan lensa mata baru buatan manusia, semoga program ini dapat terwujud dan terlaksana secara lancar agar target nasional tercapai,” Pungkasnya.(Red)
Jabar News | Berita Jawa Barat