Salah seorang warga Kampung Cipatuguran, Ujang Sudira, menjelaskan bahwa abrasi telah merusak rumah di RW 20 dan RW 21. Fenomena ini mulai terjadi sejak 5 Desember 2024 dan terus meluas hingga hari ini.
“Terdapat sekitar 10 rumah yang rusak parah. Meski tidak ada korban jiwa, pemilik rumah terpaksa mengungsi ke tempat keluarga yang berdekatan agar tetap dapat mengawasi kondisi rumah mereka,” jelas Ujang.
Sebagai langkah antisipasi, warga mengevakuasi keluarga dan barang-barang mereka ke tempat yang lebih aman. Kekhawatiran akan abrasi yang semakin meluas mendorong mereka untuk mengambil tindakan cepat.
Ujang juga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. “Kami memohon agar dinas terkait segera membangun tanggul penahan dan memperbaiki kerusakan yang ada untuk mencegah kerugian yang lebih besar,” tegasnya.
Abrasi pantai yang disebabkan oleh gelombang pasang ini menjadi peringatan penting akan perlunya tindakan mitigasi untuk melindungi wilayah pesisir dan keselamatan warga. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News