Rata-rata rumah yang terancam ambruk itu mengalami retak di bagian lantai dan dinding. Bahkan, ada pula rumah yang pondasinya sudah menggantung.
“Sejumlah warga terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarga mereka karena takut rumah tiba-tiba ambruk,” tuturnya.
Menurut Opendi, pemerintah Desa Ampel sudah sering mengajukan permintaan perbaikan atau relokasi warga yang rumahnya terancam abrasi. Namun, permintaan tersebut belum direalisasikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Majalengka, Indrayanto menjelaskan pihaknya telah menindaklanjuti persoalan di Desa Ampel.
Di antaranya ialah mengoordinasikannya dengan Dinas Sosial untuk penanganan sosial maupun koordinasi dengan BBWS untuk penanggulangan bencana.