Selain berkoordinasi dengan pihak lokal, BPBD juga telah melaporkan kondisi tanggul ini ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dengan harapan perbaikan segera dilakukan.
“Situasi ini harus segera ditangani, terutama sebelum musim hujan tiba, karena tanggul bisa jebol jika debit air meningkat,” ungkap Ferry.
Sebagai langkah awal, bronjong telah dipasang di area yang mengalami keretakan untuk mengurangi risiko jebolnya tanggul.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diprediksi akan berlangsung mulai Oktober hingga Desember, sementara musim kemarau diperkirakan berakhir pada akhir September 2024.
BPBD Karawang memandang pentingnya upaya pencegahan sebelum curah hujan tinggi membebani tanggul yang sudah rapuh tersebut.
Saat ini, BPBD Karawang juga sedang sibuk dengan upaya distribusi air bersih ke beberapa wilayah yang terdampak kemarau.
Bekerja sama dengan PDAM Karawang, distribusi ini difokuskan ke lima kecamatan dan 13 desa yang mengalami krisis air bersih. “Fokus kami selama musim kemarau ini adalah memastikan pasokan air bersih di wilayah yang membutuhkan,” pungkas Ferry. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News