Yana mengaku bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan Babinsa dengan melakukan pencukuran rambut siswa itu kurang tepat.
“Menurut kami dari pihak sekolah dan saya sebagai kepala sekolah secara terbuka meminta maaf atas kejadian tersebut. Kami juga sudah sampaikan maaf tersebut ke wali murid atau orang tua siswa secara terbuka di sekolah pada hari ini, Rabu (6/9/2023) siang,” ucapnya.
Sementara, salah seorang wali murid siswa SMPN 1 Maniis, Dade Suharsono mengaku bahwa anaknya menjadi salah satu siswa yang terkena cukuran rambut secara acak-acakan oleh anggota Babinsa.
“Kami sebagai orang tua saat pertama kali mendengar anak dicukur rambutnya secara asal-asalan memang kaget, tapi setelah mengetahui bahwa anak saya itu gondrong, saya menerima hal itu dalam bentuk pendidikan anak. Namun, saya harap pihak sekolah atau Babinsa mungkin memiliki cara lain dalam menjalani pembinaan siswa,” Ungkap Dade.
Terpisah, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0619/Purwakarta, Letkol Arm Andi Achmad Afandi mengatakan bahwa hal itu terjadi berawal dari sejumlah siswa yang melakukan kenakalan remaja.