“Yang jelas kami dari perwakilan sekolah akan melakukan perbaikan untuk tahun depan akibat kendala teknologi, karena warga belum paham sistem pendaftaran secara online,” katanya.
Budi tidak menampik karena sistem zonasi yang menggunakan online banyak kendala dan akan menjadi evaluasi supaya tidak kembali terulang kejadian yang sama.
“Kami akan sampaikan ke pimpinan untuk tidak lagi kondisi seperti ini. Karena, yang dikhawatirkan sosialisasi tak sempurna akan ada dampak seperti sekarang,” kata Budi.
Namun, sistem sudah menjadi salah satu syarat dengan memberikan kewenangan dua negeri dan swasta ketika tak masuk bisa memilih ke sekolah lain.
“Kalau bisa bersaing di pilihan kedua bisa masuk tapi ketika gagal ada opsi ketiga yakni ke sekolah swasta,” ucapnya. (Red)