“Anggota dewan terpilih wajib memenangkan pasangan Bayu-Kang Mus di dapil masing-masing. Jika gagal, sanksi tentu akan diberlakukan,” ujar Adian dalam acara tersebut.
Adian kemudian memanggil satu per satu anggota DPRD Kabupaten Bogor dari PDI Perjuangan untuk naik ke panggung dan menyatakan komitmen mereka dalam mendukung pasangan calon tersebut.
Adian juga menekankan pentingnya pembagian beban dan tanggung jawab, mengingat semua pihak yang terlibat harus turut berjuang demi kesuksesan partai.
Adian juga menekankan perlunya adanya kontrak yang mengikat sebagai bentuk komitmen. Anggota DPRD tersebut diminta untuk memilih sanksi jika mereka gagal memenangkan pasangan Bayu-Kang Mus.
Tiga opsi sanksi yang ditawarkan oleh Adian adalah penggantian antar waktu (PAW), tidak dicalonkan kembali untuk periode berikutnya, atau ditempatkan di nomor urut terakhir dalam pemilihan legislatif (Pileg) mendatang.
Sebagian besar anggota DPRD yang hadir memilih sanksi ketiga, yaitu ditempatkan di nomor urut terakhir pada Pileg berikutnya jika gagal memenuhi target kemenangan.
Adian menyatakan bahwa keputusan ini mencerminkan semangat gotong royong yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh kader partai.
“Jika ada yang kalah, partai akan menempatkan mereka di urutan paling bawah. Kita semua memikul beban masing-masing, dan dengan gotong royong, beban tersebut bisa terbagi. Tanpa pembagian tanggung jawab, gotong royong tak akan terjadi,” tegas Adian, menutup pernyataannya dengan ajakan untuk bersama-sama berjuang demi kemenangan pasangan Bayu-Kang Mus di Pilkada 2024. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
