Termasuk pemetaan seperti ibu dengan calon bayi kembar beresiko hipertensi dan diabetes harus mendapat perhatian khusus, mengatur jarak kehamilan terlalu dekat, ibu hamil dengan usia lebih dari 40 tahun.
“Untuk menekan angka kasus AKI dan AKB dibutuhkan kerjasama berbagai pihak dan lintas sektoral seperti Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cianjur aparat kecamatan dan desa,” jelasnya.
Yusman menambahkan, sosialisasi dan pentingnya menjaga kesehatan serta melakukan pemeriksaan rutin kandungan secara gencar dilakukan melibatkan tenaga kesehatan dan kader posyandu hingga ke pelosok, agar AKI dan AKB di Cianjur terus menurun.
“Sosialisasi juga dilakukan di kalangan pelajar perempuan tingkat SMA/sederajat guna menghindari anemia dan hipertensi degan memberikan vitamin penambah darah,” tandasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News