Sutikno menerangkan, embun beku biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian. “Untuk wilayah dengan vegetasi yang bagus dengan tutupan tanaman rendah potensi terjadi embun upas cukup besar,” ujar dia.
Hal itu, lanjut Sutikno, terjadi karena adanya pusat tekanan rendah di belahan bumi selatan khatulistiwa. Selain itu, pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah divergen atau menyebar, sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah.
“Selain itu, dinamika atmosfer lokal di kawasan Dieng dalam rentang waktu 1-4 Januari 2022, kondisinya mendukung terjadinya embun upas karena hampir serupa saat musim kemarau,” katanya.
“Dengan kondisi dinamika atmosfer seperti ini potensi terjadinya kabut yang bisa meningkat menjadi embun upas sangat besar terjadi,” tambahnya.***