JABAR NEWS | KARAWANG – Maraknya terjadi tawuran antarpelajar sekolah, Asosiasi Human Resources Department (HRD) Kabupaten Karawang melakukan riset ke sejumlah SMK yang sering terlibat tawuran.
Riset ini sedang berjalan dan dilakukan selama enam bulan kedepan. Tujuan riset ini, agar supaya mengetahui sejauh mana pelajar terlibat dalam aksi tawuran tersebut.
Menurutnya, tawuran ini sangat berbekas untuk kehidupan di kemudian hari. Pelajar yang menjadi pelaku tawuran, mudah terlihat dari ciri-ciri fisik dan psikologi.
Dengan begitu, ketika mereka lulus sekolah lalu melamar kerja, pelaku tawuran akan mudah dikenali. Dampaknya, mereka tak bisa masuk ke perusahaan yang dilamarnya.
“Pelaku tawuran punya kebiasaan merusak karenanya, buat apa perusahaan menerima mereka,” ungkap Ade Hasan, Sekretaris Asosiasi HRD Kabupaten Karawang.
Meski demikian, Ade Hasan tidak akan memukul rata setiap pelajar SMK yang pernah terlibat tawuran. Dengan begitu, saat ini ia sering berkunjung ke sekolah untuk mensosialisasikan kebijakan perusahaan terkait sekolah yang diketahui tawuran.
Selain itu, hasil riset ini nantinya akan jadi pedoman setiap SMK agar supaya mereka bisa menjaga tidak terlibat tawuran. Salah satu upaya pencegahannya, Ade meminta kepada sekolah menambah jam praktik. Dengan begitu, pelajar akan disibukan dengan kegiatan pelajaran di sekolah.
“Kalau mereka sibuk, maka sedikit demi sedikit akan lupa dengan tawuran,” ujarnya.
Kasus tawuran antar pelajar kerap terjadi di kalangan pelajar SMK swasta. Parahnya lagi, tawuran ini sering memakan korban jiwa. Namun, permasalahan ini tak pernah tuntas.
“Meskipun sudah banyak pelajar yang jadi korban, tawuran masih sering terjadi,” pungkasnya. (Mul)
Jabar News | Berita Jawa Barat