JABARNEWS | PURWAKARTA – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mewaspadai dampak kenaikan kasus COVID-19 terhadap sektor Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).
“Dampak pandemi COVID-19, termasuk kepada para pelaku UMKM, perlu diantisipasi. Karena selama pandemi, para pelaku UMKM menjadi pihak yang paling terdampak COVID-19,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil di Bandung, Jumat 4 Januari 2022.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sudah mulai keluar dari jurang resesi, namun para pelaku usaha masih belum sepenuhnya tenang, karena pandemi COVID-19 masih terjadi di Indonesia, termasuk Jawa Barat, bahkan meningkat seiring maraknya varian Omicron.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari ini ada 27.197 kasus aktif positif COVID-19 secara nasional. Tambahan kasus tersebut membuat total positif COVID-19 di Indonesia berjumlah 4.414.483 kasus.
“Pak Presiden (Joko Widodo) dua hari lalu menyampaikan, Omicron masih mengintai. Kenaikan pandemi ini di 2022 mencapai 910 persen. Maka, kita harus berhati-hati. Berhati-hati tidak harus terkait dengan kesehatan, tapi bagaimana dampaknya bisa kita antisipasi,” kata Atalia. Menurut Atalia, membantu para pelaku UMKM untuk bangkit tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Dibutuhkan peran dari swasta, BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan masyarakat umum.