Atalia menuturkan, metode jemput bola dilakukan karena ada masyarakat yang masih terpengaruh hoaks sehingga tak mau datang ke fasyankes. Salah satu hoaksnya menyebut imunisasi tidak halal dan membuat anak sakit.
Oleh karena itu, kader PKK harus memberikan edukasi dan informasi yang benar terkait BIAN.
“Kenapa mereka tidak mau datang karena terpengaruh berita bohong, maka harus kita edukasi. Hoaksnya seperti tidak halal, anak jadi sakit. Itu sama sekali tidak benar,” tuturnya.
Atalia memastikan program imunisasi ini sudah melalui proses panjang dan sangat jelas kehalalannya serta aman diberikan kepada anak. “Ini sudah melalui proses panjang jadi sudah jelas kehalalannya dan aman untuk semua,” tuturnya.
Menurut Atalia, imunisasi ini seperti halnya vaksinasi Covid-19. Tubuh anak akan terproteksi dari serangan Campak, Polio dan Rubella yang sangat membahayakan.