JABAR NEWS | SUBANG – Ujian kesabaran dialami Rosita warga Kampung Jalancagak RT 7/RW 01, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Subang. Pasalnya Anak bungsunya yang diberinama Windar Hermawan menderita jantung bocor dan tidak memiliki anus sejak lahir.
Tidak ada tanda-tanda atau firasat buruk saat Rosita mengandung. Bahkan saat Windra lahir pada 28 Agustus 2016 lalu, berlangsung normal di RSUD Ciereng.
Rosita sempat pecah ketuban dan dibawa ke rumah bidan. Dari hasil pemeriksaan, bidan merekomendasikan untuk dibawa ke RSUD Ciereng karena bayi lahir berpotensi bagian kaki dulu.
“Saya tahu Windar tidak ada anus sehari setelah lahir. Itu yang ngasih tahu suami saya,” kata Rosita, seperti dilansir dari tintahijau.com.
Mendapat kabar itu, Rosita terpukul. Namun tidak membuat Rosita putus asa dan berkecil hati. Dia merawat Windar dengan kasih sayang dan penuh cinta seperti keenam anaknya.
Rosita sekuat tenaga, mencari informasi untuk anak kesayangannya itu bisa normal seperti biasa. Dari situlah, Rosita mendapat informasi Windar harus jalani operasi untuk memiliki anus
Demi sang buah hati, Rosita kemudian mengurus BPJS untuk operasi anak terakhirnya itu. Operasi pertama pun dilakukan di RS Hasan Sadikin Bandung, pada 5 September 2016. Operasi ini pun berhasil. Bayi itu akhirnya bisa memiliki saluran untuk membuang air besar meskipun dari bagian perut.
“Setelah operasi itu, WIndar akhirnya bisa buang air. Sebelumnya tidak pernah. Perutnya kembung, gede. Sampai saya dimarahin sama dokternya, kenapa baru dibawa ke sini (melakukan operasi ke RS Hasan Sadikin,” cerita Rosita
Bahagia, putranya bisa buang air meski dari sekitar perut. Masalah kembali menimpa Windar. Jantung bayi yang saat ini berusia 14 bulan itu tersebut terdeteksi bermasalah. Ini diketahui saat melakukan pemeriksaan lanjutan pasca operasi pertama.
“Ketahuannya itu pas rencana mau operasi kedua, kata dokter ada kelainan dengan jantungnya,” ujarnya.
Mendapati masalah jantung, operasi kedua kalinya untuk anus ditunda. Dokter meminta untuk dilakukan penanganan jantung terlebih dahulu. Rencananya dilakukan bulan Desember mendatang di RS Hasan Sadikin. Setelah jantungnya sehat. Barulah bisa dilakukan operasi anus kedua. Ia berharap operasi jantung anaknya itu berjalan lancar.
“Sekarang, satu minggu sekali, setiap hari Rabu, harus dicek kesehatannya ke RS Hasan Sadikin Bandung,” imbuhnya.
Untuk operasi jantung, Rosita tidak menjadi masalah. Karena semua biaya ditanggung BPJS. Masalah kemudian muncul, aku Rosita untuk obat-obatan yang biayanya ditanggung sendiri.
“Sudah dikasih tau kalau obatnya biaya sendiri. Jadi sudah dibilangin oleh dokter di sana, ibu harus siap uang juga,” kata Rosita.
Rosita mengurus Wirdan seorang diri. Suaminya Yuyun Hermawan bekerja sebagai supir di Batam untuk membiayai kebutuhan. Pasasangan suami istri ini memiliki tujuh keturunan. Satu diantaranya sudah berkeluarga. Sementara enam anak yang masih kecil itu diurus sendiri.
Kesabaran Rosita diuji. Belum lagi soal kebutuhan sehari-hari, dia harus menghadapi masalah yang menimpa putri kesayangannya itu. Rosita tidak menyerah, di tengah masalah ekonomi, dia terus berjuang untuk menyelamatkan putri kesayangannya itu.
Dia meyakini, putra-putrinya itu adalah amanah. Orang tua, kata Rosita, hanya dituntut untuk menjaga dan mengurusnya.
“Insya Allah semua ada jalan. Allah menguji kami dengan ini. Tigas kita usaha, selebihnya, biarkan Allah mentaqdirkan,” katanya. (*)
Jabar News | Berita Jawa Barat