“Terduga pelaku baru menikah secara agama dengan ibu kandung korban, dan motifnya karena kesal,” jelasnya.
Tony mengungkapkan, hasil pemeriksaan sementara tersangka yang sehari-harinya sebagai buruh petik kelapa sudah melakukan tindakan penganiayaan sebanyak lima kali dengan berbagai cara seperti memukul pakai tangan dan benda.
Alasan pelaku menganiaya anak tirinya yang masih balita itu, karena kesal kepada korban yang sering buang air kecil maupun besar di celana korban, dan kesal setiap ditanya tidak mau menjawab.
“Penganiayaan itu diduga dilakukan lebih dari lima kali sejak Desember (2022) hingga Februari (2023), kami amankan barang bukti berupa gagang sapu, kayu, sandal pelaku,” bebernya.
Akibat perbuatannya itu, korban menderita sakit di bagian tubuh dari mulai kepala sampai kaki akibat kekerasan dipukul, dibenturkan kepalanya ke tembok, dan disulut korek api.