“Penjelasan tentang sukses ini bisa banyak. Tapi satu hal bisa kita pastikan: Sumses ini membuktikan bahwa PKB semakin serius dan konkret mewujudkan cita-citanya untuk mengangkat harkat dan derajat kehidupan warga NU. Karena itu, warga NU mengapresiasinya dengan semakin banyak yang memilih PKB dibandingkan partai-partai lain yang berusaha juga menggalang pilihan mereka,” jelasnya.
“Mari kita berhenti berdebat soal siapa yang berhak mengaku anaknya NU, mari melanjutkan perjuangan kita untuk melayani dan mengabdi kepada warga NU. Kemajuan PKB ditandai oleh kemajuan dan kesejahteraan warga NU,” lanjutnya.
Hubungan NU dan PKB tak bisa dipungkiri. Tetapi, PKB bukan hanya milik warga NU. Sebagaimana halnya NU, PKB berkhidmat untuk manfaat dan maslahat sebanyak mungkin orang, warga negara Indonesia secara luas.
“Sekarang, pertanyaan paling penting untuk kita adalah: Apa yang akan dilakukan PKB ke depan, bersisian dengan perjalanan NU memasuki abad ke-2 hidupnya? Jawabannya, ada tiga,” imbuhnya.
Menurut Huda, selama ini PKB sudah dekat dengan warga NU. Oleh karena itu, dia mengajak untuk terus meningkatkan khidmat dari sekadar ‘dekat’ menjadi ‘di tengah’. PKB ‘di dekat warga NU’ artinya PKB tahu persis apa masalah-masalah warga NU. PKB ‘di tengah NU’ artinya PKB terlibat aktif mencari jalan keluar dari masalah-masalah warga NU.